![](https://insitekaltim.com/wp-content/uploads/2023/03/WhatsApp-Image-2024-11-28-at-13.39.01.jpeg)
Insitekaltim,Samarinda-Diperhelatan Governors Climate Forest Task Force (GCFTF) ke-13, di Kota Merida, Yucatan, Meksiko, Kamis (9/2/2023), Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud sempat bertemu rekan sejawatnya, Ketua DPRD Papua Yunus Wonda.
Keduanya banyak berdiskusi tentang dukungan legislatif terhadap kerja-kerja eksekutif dalam upaya penurunan emisi karbon dunia melalui kebijakan-kebijakan produktif yang berpihak pada program ekonomi hijau berkelanjutan, mencegah deforestasi dan degradasi hutan.
“Ada kesamaan dengan teman-teman kita di Papua. Prinsipnya, kita sangat mendukung upaya-upaya pemerintah untuk melakukan penurunan emisi karbon, serta memanfaatkan hutan, namun tetap menjaga hutan tetap lestari. Karena hutan Kaltim dan hutan Papua, sama-sama menjadi paru-paru dunia,” kata Hasanuddin Mas’ud melalui saluran telepon dari Kota, Merida, Provinsi Yucatan, Meksiko, Jumat (10/2/2023).
Papua sendiri merupakan inisiator pembentukan GCFTF, bersama Provinsi Aceh, dan beberapa provinsi dan subnasional di Brazil dan Amerika Serikat. GCFTF mulai bergerak sejak penandatanganan MoU pada KTT Perubahan Iklim Tingkat Gubernur di Los Angeles, California, November 2008. Kaltim sendiri baru bergabung setelah itu.
Namun Hasanuddin Mas’ud turut berbangga, sebab dari semua provinsi di Indonesia, Kaltim yang menjadi provinsi pertama yang bisa menerima pembayaran dari Bank Dunia atau World Bank senilai total USD 110 juta. Untuk tahap awal, pencapaian Kaltim bahkan melebihi target. Dari semula ditargetkan 22 juta ton C02e, Kaltim bisa mencapainya dengan 30 juta ton C02e.
Atas kerja pemerintah dan masyarakat, serta stakeholder Kaltim, Indonesia pun menerima kucuran dana karbon dari World Bank. Tepatnya pada 7 November 2022 Indonesia menerima dana karbon tersebut.
Melalui surat Sekretaris Jenderal KLHK Nomor S.981/SETJEN/ROKLN/KLN/2022 tanggal 26 September 2022, telah disetujui pembayaran advance payment sebesar USD 20,9 juta atau sebesar Rp320 miliar.
“Tentu sebagai wakil rakyat Kaltim, saya ikut bangga dengan torehan ini. Bahkan Kaltim menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerima kucuran dana karbon melalui program FCPF Carbon Fund,” tambah Hasanuddin Mas’ud lagi.
Kebanggaan lain yang ia utarakan, karena secara langsung Kaltim dan juga Papua, serta provinsi lain pemilik hutan tropis, seperti Aceh, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah telah berkontribusi secara langsung menahan laju pemanasan global yang dampaknya sudah dirasakan seluruh penduduk dunia. Cuaca ekstrem, air laut yang meningkat dan panas di bumi yang semakin tinggi.
Tahun depan, rencananya Provinsi Papua akan menjadi tuan rumah GCFTF ke-14. Ia pun memberikan dukungan penuh untuk Papua.
“Ini perjuangan kita bersama untuk menjaga bumi dan kehidupan yang nyaman bagi generasi mendatang. Selain itu, kita juga perlu terus mengampanyekan bahwa penduduk Indonesia sangat berkontribusi dalam upaya penurunan emisi karbon dan perubahan iklim ekstrem. Karena itu, kita dukung Papua jadi tuan rumah GCF mendatang. Semoga sukses dan semua berjalan lancar,” tutup politikus Partai Golkar itu.
Kaltim sendiri sudah menjadi tuan rumah GCFTF pada September 2017 di Kota Balikpapan. Pertemuan kala itu menghasilkan komitmen bersama yang diberi nama “Balikpapan Statement”. Saat itu komitmen antara lain meliputi komitmen menjaga hutan dari deforestasi dan degradasi hutan, serta menjamin perlindungan terhadap masyarakat adat dan sekitar hutan.