
Insitekaltim, Samarinda— Kabupaten Paser masih bergulat dengan empat kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan ekonomi masyarakat. Hal itu terungkap dari pengalaman Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Yenni Eviliana yang selama dua periode menjadikan Paser sebagai titik reses.
“Kalau reses saya pasti ke Paser, selalu itu-itu aja yang jadi keluhan masyarakat pendidikan, kesehatan, infrastruktur, sama kebutuhan ekonomi seperti alat tangkap, pupuk, mesin,” ujar Yenni di Gedung DPRD Kaltim, belum lama ini.
Aspirasi dari masyarakat pesisir kerap berfokus pada alat tangkap untuk nelayan dan akses ke pelayanan dasar. Sementara dari sektor pertanian, petani meminta bantuan pupuk dan peralatan mesin.
“Nelayan pasti minta alat tangkap, petani minta pupuk dan mesin itu yang sering muncul. Saya turun ke pesisir dan memang kebutuhannya itu yang belum terjawab,” katanya.
Tiga hal lain yang tidak pernah lepas dari permintaan masyarakat menurut Yenni adalah soal sekolah, layanan kesehatan, serta pembangunan fisik seperti jembatan dan jalan.
“Namanya kabupaten itu pasti butuh pembangunan. Jembatan longsor, banjir belum tertangani, listrik juga belum merata. Itu enggak berubah dari dulu,” ungkap Bendahara Fraksi PKB ini.
Selama dua periode menjadi anggota dewan, ia melihat aspirasi warga Paser relatif konsisten, dan sebagian masih berproses untuk diperjuangkan lewat alokasi bantuan keuangan dari provinsi.
“Dari periode pertama sampai sekarang, isinya ya begitu. Tapi kan semua harus pelan-pelan, mana yang bisa dulu. Enggak bisa langsung semua dijawab,” jelasnya.
Ia juga menilai anggaran bantuan keuangan (bankeu) sangat krusial untuk menjawab kebutuhan dasar di kabupaten/kota yang kemampuan fiskalnya terbatas.
“Bankeu itu penting banget buat bantu daerah. Tapi ya itu, kita juga harus pilih-pilih dan bertahap. Biar yang diajukan bisa benar-benar terealisasi,” tuturnya.