
Insitekaltim, Samarinda – Lonjakan lalu lintas di jalur Jongkang–Loa Lepu membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Melihat potensi itu, Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Salehuddin mendorong pengembangan Desa Loa Lepu sebagai kawasan kuliner dan titik singgah strategis bagi pelintas antara Tenggarong dan Samarinda.
Usulan ini lahir dari aspirasi masyarakat yang melihat geliat ekonomi mulai tumbuh sejak dibukanya jalan tembus Jongkang yang memecah kepadatan arus di jalur utama. Arus kendaraan meningkat tajam, membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang di wilayah tersebut.
“Sejak akses jalan Jongkang tembus ke Samarinda dibuka, frekuensi kendaraan luar biasa. Masyarakat melihat ini sebagai potensi besar, dan mereka menyuarakan keinginan agar kawasan ini dikembangkan,” kata Salehuddin, Senin, 14 Juli 2025.
Politikus Golkar dari Dapil Kutai Kartanegara (Kukar) ini menilai, pembangunan pusat kuliner di kawasan Loa Lepu tidak sekadar mendukung sektor ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari pemerataan pembangunan di daerah penyangga ibu kota provinsi.
“Kalau dilihat dari pergerakan kendaraan dan lokasi yang strategis, Loa Lepu sangat cocok dijadikan titik singgah. Ini bisa jadi pemicu pertumbuhan ekonomi desa berbasis masyarakat,” tambahnya.
Jalur alternatif Jongkang–Loa Lepu dinilai memberikan kenyamanan lebih bagi pengendara dibandingkan jalur lama. Waktu tempuh pun jauh lebih singkat dari sebelumnya satu jam menjadi sekitar 20 menit. Menurut Salehuddin, infrastruktur ini menjadi tulang punggung konektivitas antarwilayah yang mampu menggerakkan roda ekonomi.
“Pemerintah desa harus bisa menangkap peluang ini. Kalau dimanfaatkan dengan baik, geliat ekonomi berbasis UMKM akan terasa sekali. Apalagi ibu-ibu rumah tangga dan pemuda sekarang banyak bergerak di sektor UMKM,” ujarnya.
Pusat kuliner yang dimaksud bukan hanya deretan warung, melainkan ruang usaha yang terkelola dengan rapi, dilengkapi fasilitas pendukung dan dikelola oleh masyarakat setempat agar dampak ekonominya merata.
Selain soal ekonomi, Salehuddin juga menyinggung soal pemecahan beban lalu lintas yang selama ini terpusat di jalur Tenggarong Seberang–Samarinda dan Tenggarong–Loa Janan. Kehadiran jalur baru melalui Loa Lepu terbukti memecah kepadatan dan mempercepat distribusi barang serta mobilitas warga.
“Transportasi lancar, ekonomi bergerak. Ini prinsip dasar. Sekarang tinggal bagaimana Loa Lepu dikembangkan secara bertahap menjadi kawasan yang produktif,” ucapnya.
Inisiatif dari pemerintah desa, kerja sama dengan pelaku usaha, dan dukungan teknis dari pemerintah daerah sangat penting agar gagasan ini tidak berhenti hanya sebagai wacana.
“Saya siap bantu dari sisi kebijakan dan pengawalan anggaran di provinsi. Tapi inisiatif awal harus datang dari bawah, dari desa. Kalau desa bergerak, kita di provinsi tinggal dorong lebih kuat,” pungkasnya.