
Insitekaltim, Samarinda – Lamanya waktu tunggu menjadi salah satu keluhan utama masyarakat terhadap layanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda. Menyikapi persoalan ini, pihak manajemen rumah sakit mengajukan sebuah solusi inovatif menggandeng jasa kurir ekspedisi untuk mengantarkan obat langsung ke pasien.
Terobosan tersebut disampaikan Direktur RSUD AWS dr Indah Puspitasari, saat menerima kunjungan Komisi IV DPRD Kalimantan Timur usai insiden kebakaran yang sempat melanda salah satu gedung rumah sakit Rabu dini hari.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Andi Satya Adi Saputra memberikan apresiasi atas langkah cepat dan solutif dari pihak manajemen rumah sakit. Politikus Partai Gerindra dari Daerah Pemilihan (Dapil) Samarinda itu menilai penggunaan layanan kurir sebagai mitra pengantar obat adalah terobosan positif yang menjawab keresahan masyarakat selama ini.
“Berdasarkan hasil reses kami di beberapa titik di Samarinda, salah satu keluhan yang paling sering disampaikan warga adalah lamanya masa tunggu layanan di RSUD AWS,” ujar Andi Satya Rabu 30 Juli 2025.
Menurutnya, keluhan warga tak hanya terjadi saat proses pendaftaran atau antrean di poliklinik, tetapi juga saat menunggu obat di bagian farmasi setelah diperiksa dokter.
“Jadi, selesai dari dokter pun pasien masih harus antre cukup lama di farmasi. Ini menjadi keluhan yang konsisten kami terima saat turun ke masyarakat,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Indah Puspitasari menyampaikan bahwa pihak rumah sakit sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan ekspedisi swasta, seperti J&T Express, untuk pengiriman obat secara langsung kepada pasien yang telah selesai berobat.
Andi Satya menilai, langkah ini bisa mengurangi kepadatan antrean di ruang tunggu farmasi sekaligus meringankan beban pasien, terutama mereka yang lanjut usia atau mengalami keterbatasan mobilitas.
“Jika mekanisme ini berjalan efektif, tentu akan sangat membantu. Pasien cukup menunggu di rumah, dan obatnya akan diantar. Ini terobosan yang sangat luar biasa baiknya dan patut diapresiasi,” tuturnya.
Ia juga berharap inovasi ini tidak berhenti hanya sebagai program percontohan, tetapi benar-benar diterapkan secara luas dan berkelanjutan.
“Kami mendorong agar program ini benar-benar bisa dieksekusi dengan cepat, dan kalau memungkinkan, bisa menjadi model pelayanan untuk rumah sakit lain di Kaltim,” tambah Andi.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa pelayanan publik, khususnya di bidang kesehatan, perlu terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi.
“RSUD AWS adalah rumah sakit rujukan terbesar di Kaltim. Sudah saatnya layanan di sana menjadi model bagi reformasi pelayanan publik di bidang kesehatan,” katanya.
Andi menegaskan, DPRD Kaltim akan terus melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap pelayanan rumah sakit daerah, demi memastikan kebutuhan dasar masyarakat mendapatkan perhatian yang maksimal.
“Selama hal-hal baik dilakukan, kami siap mendukung sepenuhnya,” imbuhnya.