Insitekaltim, Samarinda – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menyambut baik kunjungan Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Togap Simangunsong dan jajaran Pemprov Kaltara di Ruang Rapat Tepian I, lantai 2 Kantor Gubernur Kaltim.
“Kaltim dan Kaltara ini saudara kandung yang sudah pisah rumah. Saya sangat senang teman-teman dari Kaltara hadir dan berbagi pengalaman,” buka Akmal pada Kamis (10/10/2024).
Menurut Akmal, bicara mengenai perdagangan karbon menjadi sangat menarik saat ini. Keberhasilan pengelolaan dan perdagangan karbon yang sudah dirintis sejak tahun 2010 lalu mendorong Kaltim menjadi tujuan daerah lain untuk belajar.
“Kaltim peduli dengan alam, karena alam adalah masa depan bumi. Kita punya niat baik untuk menghijaukan kembali Kaltim, yang memang core utamanya adalah pertambangan,” sebutnya.
Akmal menegaskan, Kaltim memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Komitmen tersebut berjalan tanpa memikirkan buah manis berupa kompensasi dana yang saat ini telah diterima Kaltim.
“Prosesnya memang panjang, tapi kita harus berani mulai. Ke depan juga harus ada yang mau mencoba. Ini adalah bagian dari upaya menggali sumber-sumber pendapatan dari energi terbarukan,” pungkas Dirjen Otonomi Daerah itu.
Pada kesempatan itu, Pjs Gubernur Kaltara Togap Simangunsong mengungkapkan pihaknya tertarik mempelajari dan memahami tentang perdagangan karbon ini. Sehingga menurutnya perlu berguru dengan daerah yang telah terbukti berhasil, yaitu Kaltim.
“Ilmu yang paling cepat adalah belajar dengan orang yang berhasil. Itu yang melatarbelakangi kunjungan kami ke Kaltim,” katanya.
Tohap mengungkapkan, kunjungannya ke Kaltim bagaikan upaya pencarian ilmu dan pengalaman yang harus digali dengan sedalam-dalamnya.
“Kita datang ke sini layaknya gelas kosong dan pulangnya gelas kita harus terisi,” ujar Togap yang juga menjabat Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antarlembaga itu.
Pada kesempatan ini Kepala Bappeda Kaltim Yusliando memaparkan bagaimana perjuangan dan proses Kaltim menjalankan Program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF), yang diawali pada 2010 dengan launching Program Kaltim Green dan pembentukan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) oleh Gubernur Kaltim saat itu, Awang Faroek Ishak. Hingga saat ini Kaltim sudah mendapatkan dana kompensasi dari Bank Dunia atas keberhasilan menjaga hutan dan menurunkan emisi karbon. Total dana kompensasi yang disepakati USD110 juta atau setara Rp1,6 triliun.
Tampak hadir mendampingi Pj Gubernur Kaltim, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Irhan Hukmaidy, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Kaltim Iwan Darmawan, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Syarifah Alawiyah, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perkebunan, serta Dinas Penanaman Modal dan PTSP.