
Reporter: Galih – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) sudah cukup lama beroperasi, namun masih menyisakan persoalan, yakni beberapa lahan belum dibayar kepada masyarakat.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Ali Hamdi menyampaikan masih ada tanah yang belum dibayar. Namun operasi penggunaanya telah dilakukan.
“Enam bulan yang lalu saya melakukan reses di daerah Sungai Merdeka, ada informasi tanah di pintu masuk kilometer 36 Balikpapan sekitar 50 kepala keluarga belum dibayar,” ujar Ali kepada Insitekaltim, Selasa (16/6/2020).
Ia mengatakan permasalahan yang kedua adalah tanaman tumbuhnya juga belum dibayar. Ali Hamdi mengaku punya data dan fotonya.
“Mereka juga mengadu jika kehilangan penghasilan dari perkebunan itu, padahal banyak tanaman tumbuh yang dimiliki masyarakat sekitar seperti rambutan, durian, elay, dan sebagainya,” beber Ali.
Lanjut Ali, ditambah lagi masyarakat sekitar yang dominan pekerjaannya dari lahan tersebut, menyekolahkan anak dari hasil kebun tersebut. “Tentu hal ini membuat semuanya berubah drastis. Apalagi adanya Covid-19, makin tidak ada pemasukan sama sekali,” paparnya.
Menurutnya, adanya jalan tol Balsam yang belum dibayar oleh pihak tol, maka penderitaan itu lengkap. “Mereka sudah kehilangan tanahnya, tanaman tumbuh juga tidak dibayar, ditambah keluar masuk tol mereka harus bayar dengan tarif yang mahal,” sambungnya.
Ali Hamdi menyebut sudah berdialog dengan masyarakat di sana, menanyakan apa penyebab lahan tumbuh itu tidak dibayar. Kata pihak tol, tanaman belum sampai ukurannya, padahal waktu difoto-foto umur tanaman sudah di atas tiga tahun.
“Masyarakat pun menantang kalau memang umurnya sampai satu tahun. Jika memang bisa mencabut pohon tersebut, akan memberi uang Rp 1 juta per pohon,” imbuh Ali, mewakili masyarakat.
Masyarakat sudah bertemu dengan DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara serta Gubernur Kaltim meminta keadilan terkait ini.
“Namun saya belum tahu tanggapannya seperti apa,” tutupnya.