
Insitekaltim, Singapura – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur dr Jaya Mualimin didaulat menjadi salah satu pembicara dalam Second APIC-ADVA Summit on Infectious Diseases and Immunization yang berlangsung di Singapura pada Selasa, 11 Februari 2025.
Dalam forum internasional ini, di hadapan para ahli, pembuat kebijakan, serta pemangku kepentingan di bidang kesehatan, dirinya mengungkapkan strategi pencegahan dan pengendalian penyakit menular melalui imunisasi.
“Pelaksanaan imunisasi sebagai bagian dari pengendalian demam berdarah (DBD) di Kalimantan Timur telah menunjukkan dampak yang signifikan dalam menekan angka kejadian penyakit ini,” ungkapnya saat tampil dalam sesi simposium industri yang diselenggarakan oleh Takeda pada 11 Februari 2025.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin membawakan materi dalam diskusi bertema “From Trials to Implementation: Advancing the Integration of the Dengue Vaccine in Southeast Asia’s Holistic Prevention Approach”.
Lebih lanjut pihaknya memaparkan pengalaman Kalimantan Timur dalam mengintegrasikan program imunisasi sebagai bagian dari strategi pengendalian berdarah yang komprehensif.
“Kami mengadopsi pendekatan holistik dengan mengombinasikan imunisasi, pemberantasan sarang nyamuk, serta edukasi masyarakat guna mencapai target eliminasi demam berdarah,” ujar Jaya dalam pemaparannya.
Konferensi ini dihadiri oleh Asia-Pacific Immunization Coalition (APIC), Asia Dengue Voice & Action (ADVA), serta Center for Behavioral and Implementation Science Interventions (BISI) di National University of Singapore. Acara ini menghadirkan pakar kesehatan dari berbagai institusi terkemuka, termasuk perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), akademisi dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, serta pejabat kesehatan dari berbagai negara.
Selain membahas inovasi vaksinasi dan pengendalian penyakit menular, forum ini juga menyoroti tantangan global seperti perubahan iklim, resistensi terhadap vaksin, serta strategi komunikasi dalam menangkal misinformasi. Jaya mengingatkan pentingnya kerja sama lintas sektor dan kebijakan berbasis bukti dalam menangani ancaman epidemi di masa depan.
Kehadirannya dalam forum internasional ini menjadi bukti komitmen Kalimantan Timur dalam meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat serta berkontribusi dalam diskusi global mengenai pencegahan dan pengendalian penyakit menular di kawasan Asia Pasifik.