
Insitekaltim, Samarinda– Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Hasanuddin Mas’ud menyoroti kebijakan pemerintah pusat terkait pemangkasan Dana Bagi Hasil (DBH) yang berlaku secara nasional dan berdampak signifikan terhadap kemampuan fiskal daerah.
Ia menilai kebijakan tersebut menjadi tantangan berat, terutama bagi provinsi kaya sumber daya seperti Kalimantan Timur yang selama ini memberi kontribusi besar terhadap pendapatan negara.
“Pemangkasan DBH ini kan di seluruh Indonesia, bukan hanya Kalimantan Timur, kecuali yang punya otonomi khusus seperti Aceh, Jogja, Irian,” ungkap Hasanuddin pada Senin, 17 November 2025.
Hasanuddin mengungkapkan, skala pemotongan DBH mencapai angka yang cukup besar. Menurutnya, hal ini berpotensi memengaruhi pelaksanaan program prioritas di daerah dan memaksa pemerintah provinsi melakukan penyesuaian belanja secara lebih ketat.
“Saya lihat pemangkasannya tetap besar, hampir 70 persen ke atas,” tegasnya.
Untuk merespons kondisi tersebut, Hasanuddin menyebut Pemprov Kaltim telah melakukan langkah advokasi ke kementerian terkait guna menyampaikan masukan dan keberatan atas kebijakan tersebut.
Ia menilai dialog langsung menjadi cara efektif untuk memperjuangkan ruang fiskal daerah.
“Ada kunjungan-kunjungan dalam rangka agar pemangkasan atau efisiensi ini bisa diminimalkan,” jelasnya.
Hasanuddin juga menyoroti posisi strategis Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud yang saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dapat memiliki peran penting dalam memperjuangkan aspirasi daerah, tidak hanya untuk Kaltim tetapi juga seluruh provinsi terdampak pemangkasan DBH.
“Gubernur Kaltim juga menjadi Ketua APPSI. Ini bisa menjadi upaya agar DBH semua daerah terutama Kaltim jangan terlalu banyak dipotong,” katanya.
Meski upaya advokasi telah dilakukan, Hasanuddin mengakui bahwa hasilnya masih menunggu tindak lanjut dari pemerintah pusat.
Ia belum dapat memastikan apakah langkah tersebut akan mengurangi besaran pemangkasan DBH secara signifikan.
“Namun upayanya berjalan maksimal atau tidak, kita belum tahu,” pungkasnya.

