
Insitekaltim,Sanggatta – Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang, dan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), meminta seluruh OPD terkait untuk segera melakukan aksi di lapangan untuk menurunkan angka stunting.
Hal tersebut disampaikan Kasmidi dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang digelar di Aula Bappeda Kutim, Bukit Pelangi, Rabu (13/7/2022).
Aksi tersebut merupakan upaya serius Pemkab Kutim untuk mencegah kasus penyakit yang menganggu tumbuh dan berkembangnya bayi dibawah usia 5 tahun akibat kekurangan gizi.
Angka stunting di Kutim saat ini 27,5 persen dan menjadi tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan data dari SSGI.
Oleh sebab itu untuk menekan angka tersebut, DPPKB, Dinkes dan sektor lintas OPD terkait, harus melakukan penanganan. Karena Presiden Joko Widodo telah mengintruksikan target 2024 angka Stunting harus berada di 14 persen.
“Saya minta seluruh OPD terkait untuk segera melakukan aksi lapangan dengan saling berkoordinasi. Karena kalau cuma sekadar rapat saja tidak ada aksi di lapangan pasti tidak akan turun” ujarnya.
Iapun berharap, melalui kegiatan rapat koordinasi dan aksi penanganan, proporsi dari sekian banyak angka stunting di kabupaten Kutai Timur akan berkurang.
“Saya harap prevalensi stunting sudah 0 di Kutim,” harap Kasmidi.
Angka stunting di Kabupaten Kutim masih 27,5 persen, maka dalam kurun waktu dua tahun harus mampu menurunkan 13,5 persen. Oleh karena itu untuk lebih fokus dalam penanganan Pemkab Kutim memutuskan penurunan angka stunting akan dikonsentrasikan per kecamatan.
” Nah, kita ini masih 27,5 persen yang berarti cukup banyak harus kita turunkan. Hasil dari Harganas kemarin, saya mendeskripsikan kepada tim sekretariat untuk mengundang bapak ibu sekalian, termasuk para camat wajib hadir. Karena kenapa?, karena kegiatan ini konsentrasinya ada di kecamatan,” tandasnya