
Insitekaltim, Kukar– Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah membeberkan latar belakang digagasnya Program Gerakan Etam Mengaji (Gema).
Perihal itu terkuak saat Silaturahmi dan Halal Bihalal Bupati Kukar dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kutai Kartanegara 1446 H di Pendopo Bupati Kukar, Minggu 6 April 2025.
Bupati Kukar Edi Damansyah menyebut ada dua latar belakang digagasnya Program Gema. Pertama, menghasilkan generasi berbasis kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter. Untuk mencapai cita-cita ideal tersebut, maka harus diawali dengan Alquran.
“Harus diawali dengan belajar, membaca dan memahami Alquran. Barulah kita bisa mewujudkan SDM yang berkarakter,” katanya.
Lebih lanjut diterangkannya, SDM yang berkarakter selaras dengan kebijakan pemerintah pusat. Namun demikian, disinyalir penafsiran atas program itu terkadang tak memadai.
“Tapi mohon maaf di forum-forum yang sering kita diskusi itu; sering tidak dipahami,” katanya.
Untuk konteks di Kukar, jalan tengah untuk menjembatani dikotomi itu dengan memilih Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai leading sector.
“Oleh karena itu, saya berupaya di wilayah Kutai Kartanegara ini Gerakan Etam Mengaji ini leading sector-nya ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar. Supaya kita bisa mewujudkan SDM yang berkarakter. Kalau yang Muslim harus banyak membaca dan memahami Alquran. Sedangkan, nonmuslim kitab suci sesuai dengan keyakinannya,” paparnya.
Kedua, sambungnya, penyediaan SDM. Penyediaan SDM ini sudah berjalan dengan baik. Begitu pula program Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terkait penguatan proses belajar mengajar di pondok pesantren juga sudah direalisasikan.
“Dan, beasiswa kepada para santri awam khususnya setiap tahun kami memfasilitasi kegiatan Hari Santri Kutai Kartanegara,” bebernya.
Menurut Edi implementasi Program Gema tak terlepas dari kerja sama dan kolaborasi semua pihak termasuk dukungan dari kaum ulama dan keluarga besar NU.
“Hal itu tidak berdiri sendiri. Kalau saya tidak mendapat dukungan dari para kaum ulama khususnya para kiai. Dan, jajaran pengurus serta keluarga besar NU, tentu program tersebut tidak akan bisa berjalan. Jadi, sekali lagi saya ucapkan berlimpah terima kasih,” katanya.
Selain itu, orang nomor satu di Kukar tersebut juga mengajak masyarakat di Kutai Kartanegara untuk bersama-sama menjaga kabupaten yang kaya sumber daya alam itu.
“Kita menjaga pemerintahan. Kita menjaga program-program yang sudah ditetapkan khususnya terkait dengan program keagamaan. Saya akan bersama dengan seluruh NU Kutai Kartanegara. Dan sebaliknya, NU Kukar juga menjaga agar jangan dipecah-belah,” pintanya. (Adv)