![](https://insitekaltim.com/wp-content/uploads/2023/06/WhatsApp-Image-2023-11-13-at-15.29.54.jpeg)
Insitekaltim, Samarinda – Gubernur Kaltim Isran Noor meresmikan dimulainya pembangunan Gedung Perawatan Pandurata RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda, Jumat (3/3/2023). Rencana gedung baru tersebut berlokasi di halaman depan Teacing Center Falkutas Kedokteran Universitas Mulawarman (Unmul) dan Akademi Perawatan (Akper) Provinsi Kalimantan Timur.
Pembangunan gedung baru ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Orang nomor satu di Kaltim itu menyebutkan alasan pembangunan gedung perawatan tersebut karena gedung lama sudah berusia 50 tahun dan tidak layak guna. Tidak hanya tua, sebagian besar bangunan RSUD AWS selalu menjadi langganan banjir.
“Kita membangun lagi fasilitas baru, karena yang lama sudah tidak layak lagi. Sudah 50 tahun. Kita bangun baru dan kebetulan yang lama itu kan kawasan yang suka terendam air. Kita bangun yang baru, kita bongkar yang di sana,” tegas Isran.
Isran menambahkan pembangunan gedung baru tersebut telah direncanakan sejak 2019. Namun terkendala pandemi Covid-19, hingga tertunda. Ia menambahkan pembangunan gedung tersebut harus dilanjutkan gubernur terpilih selanjutnya setelah Pemilu 2024.
“Kita kan rencana bangunnya 2019. Karena ada Covid-19, jadi ditunda. Nanti gimana pembangungan ini masa pensiun gubernur 2023, ini mau gak mau berlanjut ke gubernur selanjutnya,” harap Isran.
Dia berharap setelah memiliki gedung baru, pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan lebih maksimal.
Direktur RSUD AWS Samarinda David Hariadi Masjhoer menyebutkan gedung baru yang akan dibangun tersebut memiliki luas tanah sekitar satu hektare dengan luas bangunan 27.000 M² berhadapan langsung dengan Gedung Teacing Center Falkutas Kedokteran Unmul Samarinda.
“Luas lahan satu hektare, kalau bangunan sekitar 27.000 M²,” sebut David.
Selain banjir serta gedung yang sudah tua, David juga mengeluhkan masalah lain yaitu pemborosan listrik akibat kabel lama yang semrawut serta air yang tidak maksimal alirannya.
“Sekarang yang menjadi persoalan kami (selain bangunan tua dan banjir) adalah masalah listrik dan air. Kita coba bongkar masalah air ada tiga lapis. Listrik juga diaudit, kabel yang sudah lama, jarak yang jauh sehingga pertama rawan, kedua pemborosan,” ungkap David.