Insitekaltim, Samarinda — Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem riset yang mampu menjawab persoalan strategis daerah serta mendorong optimalisasi potensi unggulan Kaltim.
Komitmen ini disampaikan Kepala BRIDA Kaltim, Fitriansyah seusai penyerahan penghargaan bagi riset-riset terbaik dari perangkat daerah, pelajar, perguruan tinggi, dan masyarakat umum di Aula Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Rabu, 10 Desember 2025.
Fitriansyah menjelaskan bahwa BRIDA menempatkan relevansi dan kebermanfaatan riset sebagai prioritas utama. Riset yang dikembangkan harus mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah.
“Prioritas riset dan inovasi yang kami dorong adalah riset yang dapat memecahkan permasalahan di Kalimantan Timur serta mendukung pengembangan potensi unggulan daerah,” ujarnya.
Lebih jauh, mengacu pada arahan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, BRIDA Kaltim menetapkan tiga sektor prioritas dalam program Riset dan Inovasi (RISNOV), yakni: Pangan, energi, air dan lingkungan.
Meski demikian, Fitriansyah menegaskan bahwa riset di bidang sosial, pemerintahan, ekonomi, pembangunan, hingga teknologi tetap menjadi bagian integral dalam agenda riset daerah. Pada sektor pemerintahan, inovasi dibagi dalam tiga kategori diantaranya, Inovasi pelayanan publik, inovasi tata kelola internal pemerintahan, dan inovasi kolaboratif yang melibatkan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan peserta didik
Fitriansyah mengungkapkan, pada tahun ini banyak karya inovasi dari pelajar yang menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.
Ia menekankan pentingnya hilirisasi agar riset tidak berhenti pada laporan atau prototipe.
“Riset harus berdampak. Inovasi tidak boleh hanya berhenti di atas kertas, tetapi harus memberi nilai ekonomi melalui proses hilirisasi,” tegasnya.
BRIDA saat ini tengah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan dan dunia usaha untuk mengembangkan produk-produk riset dari pelajar, pemerintah, maupun masyarakat umum.
Salah satu contoh hilirisasi riset yang berhasil adalah Cokelat Tengkawang, produk inovasi berbahan tanaman endemik Kalimantan yang dikembangkan bersama masyarakat Desa Lung Anai dan mitra lokal.
“Produk ini menjadi bukti nyata bagaimana riset daerah dapat diolah menjadi produk bernilai tambah ekonomi,” pungkasnya.

