Insitekaltim,Samarinda – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) Agus Tianur menekankan pentingnya keselarasan data dalam penanggulangan bencana.

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kabupaten/Kota Provinsi Kaltim Tahun 2024, Agus menyampaikan bahwa perbedaan dalam penafsiran data harus dikurangi dengan teknologi dan fasilitas yang ada.
Teknologi tengah berkembang pesat. Menurut Agus, masuk di era digitalisasi seperti saat ini harus membawa pengaruh besar terhadap data, termasuk dalam ranah tanggap bencana. Ia menyebutkan bahwa kekeliruan terhadap tafsir data akan berdampak fatal dalam tindakan penanggulangan bencana.
Digitalisasi diharapkannya dapat membawa pengaruh signifikan terhadap pemberian informasi yang akurat dan tidak ada lagi cabang ganda dari informasi tersebut agar dapat meningkatkan efektivitas di lapangan.
“Kita sudah punya teknologi dan fasilitas yang seharusnya bisa meminimalisir perbedaan data. Artinya tingkat kesalahannya di bawah lima persen. Survei-survei biasanya memiliki tingkat kesalahan kecil sekali. Dalam penanggulangan bencana, data yang keliru bisa berakibat fatal,” ujarnya, Kamis (20/6/2024).
Agus berharap bahwa pertemuan kali ini bisa menjadi ajang untuk menyatukan persepsi, visi, dan data, sehingga tidak ada lagi perbedaan dalam pengolahan dan penafsiran data. Juga menjadi pemersatu antara BPBD Kaltim dan BPBD di kabupaten maupun kota.
“Harapan saya ini pertemuan terakhir mengenai data, agar kita tidak selalu berpolemik tentang data di era digital ini,” tuturnya.
Tidak hanya polemik data yang tengah dialami oleh BPBD. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) di seluruh BPBD kabupaten/kota menimbulkan masalah lainnya. Pasalnya tugas BPBD terlampau berat untuk ditopang SDM yang saat ini sudah mulai masuk ke usia pensiun.
Agus menyebutkan bahwa kurangnya SDM disebabkan belum adanya perekrutan beberapa tahun belakangan. Ada juga syarat yang cukup menantang bagi pelamar seperti mampu bertahan di situasi sulit ketika bencana dan tangguh.
“Kita kekurangan SDM. Di kota dan kabupaten, banyak yang sudah memasuki usia pensiun. Setiap tahun belum tentu ada penerimaan, bahkan beberapa tahun ini hampir tidak ada penerimaan. Ini perlu kita seriusi karena urusan penanggulangan bencana memerlukan SDM yang kuat dan memiliki jiwa penyelamat,” tegasnya.
Dengan pertemuan ini, BPBD Kaltim berharap bisa mencapai kesepahaman dalam data penanggulangan bencana dan meningkatkan kualitas serta kuantitas SDM yang terlibat dalam upaya tersebut serta menjadi langkah awal dalam pemenuhan SDM ke depannya atas masukan seluruh pihak yang hadir.