Oleh : Mohammad Sukri Direktur Sukri Institute
Rabu 27 November 2024 akan menjadi hari bersejarah bagi Provinsi Kalimantan Timur. Hari dimana warga Benua Etam akan menentukan pilihan. Memilih sopir lawas atau nakhoda baru. Sopir lawas berarti memilih pasangan calon nomor urut 1, Isran-Hadi. Memilih nakhoda baru, berarti mencoblos pasangan calon nomor urut 2, Rudy-Seno.
Semua kembali ke pilihan rakyat, pemilik hak suara. Ingin Kaltim Berdaulat Jilid II, pilihannya Isran-Hadi. Fokusnya, melanjutkan Beasiswa Kaltim Tuntas hingga Rp2,5 triliun. Atau ingin perubahan dengan jargon “Gratispol”, maka pilihannya Rudy-Seno. Beasiswa bukan hanya Rp2,5 triliun, tapi pendidikan gratis mulai SMA/SMK hingga S3 untuk semua anak-anak Kaltim tanpa pandang bulu.
Kampanye dan debat sudah digelar. Masyarakat bisa menyimak dan menentukan, mana yang menurut mereka lebih baik. Melanjutkan atau memilih perubahan.
Jelang hari H, sejumlah lembaga survei mengeluarkan rilis mereka. Beberapa lembaga survei merilis Rudy-Seno unggul dalam elektabilitas. Sebut saja Citra Nasional Network (CNN) yang menemukan hasil survei 60,7% Rudy-Seno, sedangkan Isran-Hadi hanya memperoleh 30,9%. Tidak menjawab sebanyak 8,4%. Cyrus Network 54,25% untuk Rudy-Seno dan 43,7% Isran-Hadi. Panel Survei Indonesia 32,7% Isran-Hadi dan 60,2% Rudy-Seno.
Sementara Isran-Hadi unggul di survei lainnya. Poltracking Indonesia misalnya, melemparkan hasil survei mereka 52,9% untuk keunggulan Isran Hadi dan 38,4% untuk Rudy-Seno. Begitu juga Semart Politica. Mereka merilis hasil 49,6% untuk Isran-Hadi dan 45,7% Rudy-Seno.
Lantas hasil survei mana yang hasilnya nanti paling mendekati, menarik kita tunggu esok hari setelah pencoblosan dan penghitungan suara akhir.
Obrolan warung kopi juga tak kalah menarik. Pilihan warga cukup beragam. Taher misalnya, seorang guru ngaji. Besok, ia akan memilih mencoblos sopir lawas. Alasannya, Isran-Hadi sudah memberi bukti dalam kerja lima tahun periode 2018-2023.
“Program Beasiswa Kaltim Tuntas sudah bagus, malah mau ditambah lagi sampai Rp2,5 triliun,” Taher meyakinkan.
Di kalangan tenaga honorer pemerintahan, Isran-Hadi juga cukup dikenal. “Perjuangan beliau untuk tenaga honorer sangat jelas,” kata Boiran, yang mengaku putranya bekerja menjadi salah satu tenaga honor di salah satu instansi Pemprov Kaltim.
Obrolan warung kopi lainnya berbeda pula.
“Saya kecewa, karena janji Isran-Hadi untuk membantu petani di sini sama sekali nol. Tidak seperti janji waktu kampanye pemilihan 2018 lalu,” aku Mamik, salah satu petani di Kutai Kartanegara.
Yitno, sang kawan menambahkan. “Tahun ini, biar gantian saja,” tukasnya enteng.
Saya pun hanya tertegun menyimak obrolan mereka. Di sini, saya hanya menulis, sedikit celotehan mereka. Yang pasti, siapapun nanti yang diberi amanah rakyat untuk memimpin Kalimantan Timur lima tahun ke depan, mereka adalah pemimpin kita.
Pemimpin yang harus kita dukung dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta kedamaian agar Kalimantan Timur selalu kondusif, aman dan makmur rakyatnya,