Reporter: Hilda – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Banjir yang melanda beberapa saat lalu menjadi momok tersendiri bagi Samarinda. Pasalnya, setiap musim penghujan tiba, masyarakat Samarinda harus bersiap menghadapi genangan.
Dihubungi via telepon pada Minggu (12/1/2020) lalu, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Puji Setyowati mengatakan genangan yang terjadi tidak bisa disepelekan keberadaannya. Harus ada respon penindaklanjutan guna mengurangi terjadinya hal yang sama.
Ia turut menjelaskan penanganan banjir tidak cukup jika hanya mengandalkan usulan infrastruktur seperti pengerukan sungai, penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan folder air harus yang harus dinormalisasi. Namun ada perilaku dan dukungan masyarakat yang harus diubah.
“Tapi yang paling penting adalah bagaimana perilaku masyarakat harus melibatkan semua pihak. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pengajian, bahkan sekolah-sekolah,” jelas istri wali kota Samarinda ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa budaya masyarakat yang apatis terhadap lingkungan. Sehingga, infrastruktur yang dibangun akan menjadi sia-sia apabila tidak mendapat dukungan masyarakat.
“Karena penanganan banjir ini enggak lebih dari budaya kita. Budaya cuek seolah-olah kalau ada parit besar di depannya, dia akan membuang sampah disitu. Kalau air enggak bisa disalahin kan,” pungkas anggota Komisi IV itu.