Insitekaltim,Samarinda – Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Asnaedi mengungkapkan pergerakan positif dalam pembebasan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) di Samarinda, sementara Balikpapan masih perlu peningkatan.
“Samarinda sudah ada pergerakan dalam pembebasan BPHTB, namun Balikpapan ini belum sama sekali. Padahal PAD-nya tinggi,” ungkap Asnaedi saat diwawancarai usai Upacara Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) ke-63 di Kanwil BPN Kaltim, Senin (25/9/2023).
“Tapi akan kami targetkan khusus Samarinda dan Balikpapan tuntas pada tahun ini,” tambahnya.
Asnaedi mengajak para kepala daerah, baik bupati maupun wali kota, untuk mengikuti contoh positif seperti yang terjadi di Kutai Kartanegara (Kukar) dalam pembebasan BPHTB.
“Saya berharap kepada bupati, wali kota, untuk pendaftaran tanah ini dibebaskan BPHTB-nya seperti di Kutai Kartanegara,” harapnya.
Wilayah Kaltim dan Kaltara telah mencapai pencapaian sekitar 80 persen dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), dan mereka memiliki target untuk menyelesaikan sisanya hingga tahun 2025.
“Untuk wilayah Kaltim dan Kaltara itu sudah mencapai 80 persen, dan kami targetkan sisanya akan tuntas pada tahun 2025,” ungkap Asnaedi.
Selain keuntungan administratif, Asnaedi juga menekankan dampak positif dari PTSL pada pertumbuhan ekonomi. Di Kaltim, program PTSL telah memberikan kontribusi sekitar Rp25 triliun antara tahun 2017 hingga 2023. Oleh karena itu, PTSL akan terus diperkuat dan dipercepat hingga tahun 2025.
“Dampak yang diperoleh dari PTSL adanya pertambahan ekonomi. Khusus di Kaltim pertambahan ekonominya dari PTSL kurang lebih Rp25 triliun sejak 2017-2023. Oleh sebab itu, PTSL terus kita lanjutkan dan harus dipercepat sampai dengan 2025 nanti,” tuturnya.
Selanjutnya, Asnaedi menekankan pentingnya pelayanan masyarakat yang berkualitas dan integritas yang tinggi. Dia memandang bahwa setiap orang, tanpa memandang latar belakangnya, harus menerima pelayanan yang terbaik dan tanpa diskriminasi.
“Kita ini adalah pelayan masyarakat, bekerja keras, membangun integritas. Kita harus tinggalkan mindset lama, jauhi sikap membeda-bedakan pelayanan kepada masyarakat, siapapun harus kita layani sebaik mungkin,” pungkasnya.