Insitekaltim,Bontang– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Bakhtiar Wakkang, menyuarakan harga tanah yang dinilai sangat rendah di kawasan industri Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Senin (8/7/2024), Bakhtiar mengkritisi harga tanah yang hanya senilai Rp10.000 per meter persegi yang ditawarkan kepada warga.
“Harga ikan bawis per kilo lebih mahal ketimbang tanah masyarakat yang dibeli pihak PT Kawasan Industri Bontang (KIB) senilai Rp10 ribu per meter persegi itu. Jual tiga meter tanah, baru dapat ikan bawis sekilo. Kan itu tidak adil,” sindir Bakhtiar Wakkang.
Legislator Partai Nasdem itu mendesak, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk melakukan kajian investasi yang lebih mendalam, sebelum melepas tanah warga. Ia juga menekankan pentingnya pertimbangan terhadap masa depan masyarakat setempat agar tidak hanya menguntungkan satu pihak.
“Jangan sampai ada pembebasan lahan, tapi tidak tahu arahnya kemana,” tandasnya.
Dalam rapat tersebut, Bakhtiar juga mempertanyakan apakah pihak pemerintah sudah menyampaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang sebenarnya kepada PT KIB sebelum melakukan pembebasan lahan. NJOP di kawasan tersebut diketahui senilai Rp100 ribu per meter persegi.
Menanggapi hal ini, Taufiq, staf Kelurahan Bontang Lestari menjelaskan bahwa pihak kelurahan tidak pernah berkoordinasi langsung dengan perusahaan.
“Kami murni tidak pernah bertemu dengan pihak perusahaan ataupun menghadap ke kami. Tapi masyarakat yang datang meminta diurus administrasinya,” ungkapnya.
Perwakilan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan), Maman juga menjelaskan bahwa harga tanah sesuai NJOP terkecil di Bontang Lestari adalah Rp105.000 per meter persegi. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi masalah harga tanah.
“Kalau masyarakat tidak setuju, maka akad jual beli pasti batal. Kegiatan yang dilakukan oleh PT. Kawasan Industri Bontang (KIB) sudah sesuai dengan aturan yang berlaku,” pungkasnya.