Reporter: Emi – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Komitmen orang tua pelajar dan murid SMAN 10 Samarinda terus melakukan aksi penolakan SMAN 10 Samarinda di Education Center di Jalan PM Noor terus berlanjut. Kali ini aksi gabungan itu dilakukan di depan Kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada, Selasa (4/1/2022).
Dalam kegiatan orasi tersebut, para murid juga melakukan pengumpulan koin, membakar ban dan membagikan nasi kotak kepada orang-orang yang ada di sekitar lokasi.
Ketua Koordinator Paguyuban SMAN 10 Samarinda, Muhammad Ali membeberkan, bahwa gerakan sejuta koin tersebut memiliki makna yakni sebagai bentuk penolakan pemindahan SMAN 10 Samarinda.
“Ini nah tukarannya uang koin. Kami beli kembali tanah pemerintah asal kami tidak bergeser dari HM Riffadin,” ungkapnya saat ditemui media.
Selain itu, makna pembakaran ban hanya sebagai bentuk penolakan seperti aksi-aksi yang dilakukan pada umumnya.
“Artinya hanya sebagai lambang penolakan saja. Saya yakin perbuatan anarkis tidak terjadi kecuali jika tidak didampingi orang tua murid mungkin bisa saja terjadi, tapi selama kami dampingi Insyallah tidak akan terjadi,” tegasnya.
Ia menambahka bahwa usai diterima pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk berdiskusi, orang tua dan murid SMAN 10 Samarinda masih akan menunggu diskusi lanjutan pada pukul 14.00 Wita. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Anwar Sanusi rapat di DPRD Kaltim.
“Kami menunggu siapa tahu dapat mengikuti rapat di sini juga. Kami mau mendengar hasil rapat dari DPRD, karena yang jelas kami tidak mau pindah,” terangnya.
Boleh saja pemerintah menolak aspirasi yang telah diutarakan murid, orang tua dan masyarakat Samarinda Seberang. Namun ditegaskan Ali, SMAN 10 Samarinda tidak akan pindah dari HM Riffadin.
“Boleh saja menolak dan terserah karena itu kewenangan pemerintah, yang jelasnya kami tetap berjuang agar tidak bergeser dari HAM Riffadin. Alasannya karena sistem zonasi, kami butuh sekolah itu karena ada sistem zonasi,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Kaltim M Syafranuddin membenarkan, bahwa belum ada keputusan terkait diskusi yang digelar bersama murid, orang tua dan masyarakat Samarinda Seberang.
“Kita tampung harapan masyarakat dan pelajar, lalu kita sampaikan kepada pimpinan. Nanti mereka menyampaikan lagi sekitar pukul 14.00 Wita,” pungkasnya.

