Insitekaltim, Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur Akmal Malik menyampaikan kritiknya mengenai peran pemerintah dalam upaya penyediaan rest area pada jalur-jalur darat di Provinsi Kalimantan Timur.
“Belum sejahtera kita, kalau rakyat masih kencing di bawah pohon. Mohon maaf ini seharusnya tugas pemerintah untuk membuat masyarakat nyaman dan bahagia,” kritik Akmal di Plataran Menteng Jakarta Pusat pada Rabu (16/10/2024).
Karena itu, Akmal menantang Forum Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Minerba Kaltim yang baru sebulan dilantiknya untuk berkontribusi membantu pemerintah. Salah satunya dengan membangun sejumlah rest area di beberapa poros jalan darat di Kaltim.
“Saya bahagia sekali karena usul saya disetujui dan didukung penuh. Hari ini para presiden direktur perusahaan pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) semuanya mendukung pembangunan rest area,” bangga Pj Gubernur Akmal Malik.
Berita baiknya, seluruh pemimpin perusahaan sependapat dengan Pj Gubernur Akmal Malik bahwa rest area memang sangat dibutuhkan oleh para pengguna jalan di semua lintas jalur.
Menyediakan rest area, lanjut Akmal, dianggap perlu sebab menyangkut pelayanan pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat. Diketahui saat ini telah banyak tersedia toilet di sepanjang jalur darat. Tapi semuanya adalah milik swasta atau pribadi, seperti pemilik warung, restoran dan lainnya. Tidak ada bangunan publik yang memang dibangun pemerintah untuk masyarakat.
“Kalau mampir tanpa membeli segan, tapi apakah semua orang punya uang?” ucapnya.
Selain toilet milik swasta, alternatif lainnya adalah masjid-masjid di sepanjang jalur darat. Namun, masjid atau musala, mungkin tak sepenuhnya nyaman bagi warga nonmuslim untuk singgah.
“Sehingga membangun rest area itu perlu. Betul-betul dipergunakan oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan tempat beristirahat dengan nyaman,” kata Akmal lagi.
Tidak hanya bicara kenyamanan, Akmal juga memikirkan adanya UMKM yang mengisi rest area untuk memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitar rest area.
Akmal bahkan menyarankan pelayanan pijat lelah bagi pengguna jalan yang dilakukan oleh para tunanetra.