Reporter : Samuel – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Pemkot Samarinda mengakui bahwa terdapat miliaran potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda yang tidak tercapai.
Hal tersebut diungkap oleh Sekretaris Daerah Samarinda, Sugeng Chairuddin di Ruang Rapat Lantai 2 DPRD Samarinda, di Jalan Basuki Rahmat, Selasa (25/8/2020) siang.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda tersebut mengatakan bahwa terdapat kebocoran dana retribusi atau PAD yang terjadi di sektor rumah makan dan restoran.
“Belum lagi PAD, perlu juga disupport oleh anggota DPRD. Pasalnya, banyak rumah makan dan restoran menolak ditarik atau dikenai pajak,” terang Sugeng via video Conference yang ditayangkan di instagram.
Sugeng bahkan menyebutkan, bahwa terdapat salah satu rumah makan yang masih memiliki hutang sekitar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar yang tidak mau membayar, sebab pemiliknya merasa tak menarik pajak ke pengunjung.
Tak itu saja, Sugeng bahkan membeberkan bahwa salah satu hotel bintang 4 di Jalan Bhayangkara yang melakukan hal serupa. Ia menjelaskan bahwa pihak manajemen tidak mau membayar PAD, sebab merasa tidak pernah mengenakan pajak pada setiap tamu hotel.
“Itulah kendala-kendala, kenapa PAD kita banyak bocor. Saya, tidak tahu waktu rapat dengan Komisi II apakah itu diungkapkan? Harusnya diungkapkan semua. Kesulitan-kesulitan kita, siapa saja yang ngga mau bayar pajak,” keluh Sugeng.
Sehingga dalam rapat tersebut, ia mengakui bahwa pemkot sangat kesulitan dalam upaya meningkatkan PAD. Kesulitan tersebut bebernya, terutama berasal dari pengusaha-pengusaha semi-tradisional.
Oleh karena itu. Ia mengajak Bapenda dan DPRD untuk mencari solusinya secara kolektif.
“Apakah kita ramai-ramai datang ke sana, karena jujur saja kami sudah kehabisan akal. Kalau itu diterapkan, saya yakin PAD 2021 bisa lebih Rp516 miliar yang ditargetkan pada tahun ini,” tandas Sugeng.