Reporter : Yuli – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Sebagai Kota dengan 70 persen hasil laut, Bontang pempunyai penduduk dengan profesi sebagai besar adalah nelayan. Tak jarang para nelayan harus berperang melawan alam untuk mencari nafkah. Ombak yang besar dan angin kencang sering kali membuat nelayan di Kota Bontang hilang, hal itu menjadi perhatian pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang.
Menurut Kadis DKP3 Bontang, Aji Erlynawati, sekitar ratusan nelayan di Kota Bontang masih memerlukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mencari hasil ikan. Para nelayan tidak hanya mendapatkan bantuan sarana dan prasarana saja dari pemerintah, namun mereka juga memerlukan hak untuk menuntut ilmu.
“Para nelaya perlu pelatihan yang namanya Basic Safety Traning (BST), untuk menjaga keselamatan mereka saat melaut,”katanya.
Dengan BST, lanjut Aji Erlynawati, para nelayan bisa tau bagaimana caranya menghadapi gelombang besar, kapal yang terbakar, angin kencang dan hal hal yang berbahaya ketika melaut, hal itu bertujuan untuk menghindari terjadi peristiwa nelayan hilang saat melaut, menghadapi gelombang dan kapal terbakar.
“Para nelayan di Kota Bontang tentu masih memerlukan pengetahuan akan penyelamatan diri, dan masalah -masalah yang terjadi saat berada di laut,”ujarnya.
Selain itu, Lanjutnya, Menteri Perhubungan sebelumnya telah mewajibkan para nelayan untuk mengikuti BST, namun sayangnya di Kota Bontang baru 40 persen yang baru mengikuti BST.
“Nelayan kita sudah 40 persen, dan ini yang merupakan prioritas kita, bagaimana nantinýa pemerintah bisa mendukung agar seluruh nelayan di Kota Bontang bisa mengikuti BST, mudahan kedepan bisa ditingkatkan lagi”tuturnya.