Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samboja – Kayu Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga genus Aquilaria, terutama Aquilaria Malaccensis.
Kandungan yang ada pada kayu gaharu inilah yang biasanya digunakan dalam parfum dan setanggi karena memiliki bau yang harum.
“Gaharu yang dijual di masyarakat sebagai parfum itu adalah gubalnya. Nah gubal itu berada di dalam pohon Gaharu, bisa terjadi karena pohon ini terinfeksi dengan jamur fusarium yang patogen,” jelas Tamrin selaku Kepala Unit Jasa Wisata Hutan (JWH) Bukit Bangkirai, Sabtu (26/10/2019).
Ia mengatakan, fusarium tersebut akan mengeluarkan enzim untuk mereaksikan karbohidrat yang ada disekitarnya.
“Kami lubangi ini untuk disuntik dengan inokulum. Inokulum itu media cair yang didalamnya ada bibit jamur fusarium tadi dan membentuk gubal-gubal itu,” tuturnya.
Ia menyampaikan, untuk pengambilan gubal tersebut harus gaharu yang telah mati.
“Kalau ingin mengambil kandungan gaharu yang ada di parfum, itu harus yang sudah mati. Kalau yang masih hidup begitu, yah tidak ada,” tutupnya.
Diketahui bahwa gaharu banyak diperdagangkan dengan harga yang bervarian. Gaharu Beringin adalah jenis gaharu yang memiliki harga tertinggi, untuk jenis gaharu yang memiliki nilai jual relatif rendah adalah Gaharu Buaya.