Insitekaltim, Samarinda – Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI), Muhammad Taufiq menyatakan dengan tegas, untuk proyek perubahan (Proper) yang disusun peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) harus benar-benar diimplementasikan di daerah dan tidak hanya berhenti sebagai laporan formal.
Muhammad Taufiq menjelaskan, LAN RI telah menerapkan mekanisme keterlibatan atasan langsung peserta, mulai dari gubernur, menteri, hingga sekretaris daerah, dalam proses penyusunan dan evaluasi pelaksanaan proyek perubahan.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan implementasi serta dampak nyata bagi pelayanan publik.
“Sejak awal para atasan kita libatkan untuk menetapkan prioritas dan memastikan keberlanjutan implementasi. Mereka juga akan menilai proyek perubahan tersebut dan mencantumkannya di penilaian kinerja,” ujarnya Sabtu, 6 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa proper merupakan instrumen strategis untuk menghasilkan perubahan nyata, bukan sekadar dokumen administrasi untuk memenuhi kebutuhan kelulusan pelatihan.
“Kami ingin pelatihan ini menghasilkan dampak nyata. Semua jenjang, baik pengawas, administrator, maupun pimpinan tinggi, wajib menjaga keberlanjutannya,” tegasnya.
Kata dia, penilaian kinerja ASN kini memasukkan indikator keberlanjutan proyek perubahan sehingga setiap inovasi yang dirancang peserta dapat terus diimplementasikan dan berkembang setelah pelatihan selesai.
Menurutnya, pendekatan ini akan mendorong transformasi birokrasi menuju pelayanan publik yang adaptif dan berorientasi pada masyarakat.
Upacara pelepasan tersebut juga menandai kelulusan seluruh peserta PKN Angkatan 28 yang dinyatakan memenuhi standar nasional pengembangan kepemimpinan strategis.
Ia berharap para lulusan menjadi agen perubahan di instansi masing-masing serta membawa dampak yang lebih luas pada reformasi birokrasi di Indonesia.
Implementasi Proper secara konsisten diyakini akan mempercepat peningkatan profesionalisme ASN dan memperkuat kualitas tata kelola pemerintahan.

