
Insitekaltim, Samarinda – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dinilai oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai daerah dengan penanganan stunting terbaik di wilayah Benua Etam. Hal itu diketahui usai rapat koordinasi percepatan penurunan stunting di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa, 18 November 2025.
Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin mengatakan, capaian terset bukan hasil kerja singkat, melainkan buah dari program lintas sektor yang konsisten dijalankan dalam beberapa tahun terakhir.
“Provinsi menyatakan bahwa Kukar terbaik dalam penanganan stunting, mereka sangat senang selama 3 tahun terakhir ini,” tuturnya.
Ia menyebut capaian itu terlihat dari tren penurunan kasus stunting dan meningkatnya kualitas layanan intervensi gizi di seluruh kecamatan.
Rendi kemudian menyoroti faktor yang menurutnya jarang dibahas publik, yakni ketahanan fiskal daerah.
Ia menilai kemampuan Kukar menjaga kinerja program meski berada dalam tekanan ekonomi merupakan aspek penting yang membedakan Kukar dari daerah lain.
“Kami paham ada kebijakan efisien tapi Kutai Kartanegara mampu berdiri di semua situasi. Artinya kemarin saat situasi Covid kondisi keuangan kan turun 6-7 triliun,” ujarnya.
Penurunan pendapatan tersebut membuat pemerintah daerah harus menyesuaikan anggaran hampir di seluruh sektor. Namun, setelah pandemi mereda, Kukar dinilai berhasil memulihkan kapasitas fiskalnya dengan cepat.
“Dan pasca itu, pengeluaran dari Kutai Kartanegara di 14 triliun hingga 17 triliun itu tidak ada masalah,” ucapnya.
Menurut Rendi, ruang fiskal yang kembali kuat membuat program prioritas, termasuk penanganan stunting, tetap berjalan tanpa mengurangi kualitas intervensi di lapangan.
Rendi menegaskan keberhasilan penanganan stunting tidak hanya bergantung pada program teknis seperti pemberian gizi atau edukasi kesehatan. Lebih dari itu, kunci utamanya ada pada keberanian pemerintah daerah menentukan skala prioritas.
“Artinya setiap kondisi di Kutai Kartanegara mampu untuk ditangani apalagi untuk stunting sebagai prioritas utama,” katanya.
Ia menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa ukuran anggaran bukan satu-satunya penentu keberhasilan, selama pemerintah mampu menjaga konsistensi arah kebijakan.
“Jadi tidak ada kecil tidak ada besar di stunting. Tergantung pada prioritas anggaran,” tegasnya.
Rendi menyebut komitmen tersebut menjadi alasan mengapa Kukar dapat mempertahankan performa tinggi dalam penanganan stunting, meski kondisi fiskal daerah sempat berfluktuasi.

