Insitekaltim, Pasuruan – Ribuan umat Islam memadati kawasan Makam Serambi Winongan di Komplek Masjid Jami’ Baitul Atiq, Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Senin sore, 10 November 2025. Mereka mengikuti kegiatan Ziaroh Kubro yang diisi dengan tahlil dan doa bersama untuk para Auliya’ dan Habaib Serambi.
Acara yang menjadi tradisi tahunan masyarakat Winongan ini juga dihadiri Bupati Pasuruan H. Rusdi Sutejo, Wakil Bupati KH. Shobih Asrori, serta sejumlah ulama dan habib terkemuka seperti Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf, Habib Ahmad, dan Lora Ismail Al Kholili dari Bangkalan.
Dalam wawancara usai acara, Bupati Rusdi mengatakan Ziaroh Kubro merupakan bentuk kecintaan umat Islam kepada para ulama dan Rasulullah SAW. Ia menilai kegiatan ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga sarana mempererat ukhuwah Islamiyah antarwarga.
“Ziaroh Kubro ini adalah wujud cinta umat kepada para ulama dan Rasulullah SAW. Tradisi ini memperkuat kebersamaan dan menumbuhkan semangat persaudaraan di masyarakat,” kata Rusdi, Selasa, 11 November 2025.
Bupati yang akrab disapa Mas Rusdi itu menegaskan Pemerintah Kabupaten Pasuruan akan terus mendukung kegiatan keagamaan yang menebarkan pesan damai dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
“Selama kegiatan dilakukan dengan damai dan memberi manfaat bagi masyarakat, pemerintah daerah akan selalu hadir dan mendukung. Kami ingin Pasuruan menjadi daerah yang religius, rukun, dan penuh berkah,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar masyarakat Pasuruan menjaga persatuan dan toleransi antarumat beragama, terutama di tengah situasi sosial yang semakin dinamis.
“Kita jaga Pasuruan ini agar tetap aman dan tenteram. Turunnya hujan hari ini mudah-mudahan menjadi simbol keberkahan bagi kita semua,” ucapnya.
Sementara itu, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf dalam tausiahnya mengatakan Ziaroh Kubro merupakan bagian dari syiar dakwah Ahlussunnah wal Jamaah yang telah mengakar di masyarakat Pasuruan. Ia mengingatkan agar umat Islam tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang bisa memecah belah umat dan bangsa.
“Tradisi ini adalah bentuk syukur dan penghormatan kepada para pendahulu yang telah menyebarkan Islam dengan kasih sayang. Jangan mudah terprovokasi oleh isu yang bisa memecah belah umat,” ujar Habib Taufiq.
Acara ditutup dengan pembacaan tahlil akbar dan doa bersama. Meski hujan sempat turun, ribuan jamaah tetap khusyuk mengikuti rangkaian kegiatan hingga menjelang malam.

