Insitekaltim, Balikpapan – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya memperkuat pemahaman dan komitmen perusahaan terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, menggelar seminar bertajuk “Manajemen Risiko K3 Menuju Lingkungan Kerja yang Aman dan Produktif”, bertempat di Le Grande Ballroom Grand Jatra Hotel Balikpapan, Kamis, 11 September 2025.
Kegiatan tersebut terselenggara berkat kolaborasi dengan sejumlah mitra strategis, antara lain PT Wahana Safety Indonesia, PT Wahana Keselamatan Indonesia, Wahana Teknikatama Indonesia, Wahana Sepatu Indonesia, serta PT Sumber Keselamatan Kerja.
Puluhan perwakilan perusahaan dari berbagai sektor usaha di Kaltim turut hadir untuk memperkaya diskusi.
Plt. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Kaltim, Dedy Nugroho, mewakili Kepala Disnakertrans menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan di Kaltim tidak hanya ditopang oleh investasi infrastruktur dan industri, tetapi juga oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, SDM yang unggul, sehat, dan produktif hanya bisa tercapai apabila perusahaan konsisten menerapkan manajemen risiko K3.
“Manajemen risiko K3 bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan strategi penting untuk melindungi pekerja, mencegah kerugian, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif,” ujar Dedy dalam sambutannya.
Ia menjelaskan, setiap aktivitas kerja memiliki potensi bahaya yang berbeda, mulai dari pekerjaan di ketinggian, aktivitas di ruang terbatas, hingga paparan bahan berbahaya. Jika tidak dikelola dengan baik, risiko tersebut dapat memicu kecelakaan kerja yang merugikan baik bagi pekerja maupun perusahaan.
Lebih lanjut, Dedy menekankan bahwa kecelakaan kerja sering terjadi bukan karena kurangnya regulasi, melainkan akibat rendahnya kesadaran pekerja dan lemahnya penerapan pengelolaan risiko di lapangan. Oleh karena itu, pengendalian risiko K3 tidak cukup hanya mengandalkan aspek teknis, tetapi juga membutuhkan disiplin prosedur kerja, budaya keselamatan yang konsisten, serta penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat sebagai lapisan terakhir pencegahan.
“Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, perusahaan, dan pekerja harus saling melengkapi dalam membangun kesadaran serta praktik K3 yang berkelanjutan,” tambahnya.
Ia berharap, seminar ini tidak hanya menjadi ruang penyampaian materi satu arah, melainkan juga wadah dialog dan berbagi pengalaman nyata dalam penerapan K3 di lapangan. Dengan begitu, perusahaan dapat saling belajar dan memperkuat komitmen dalam membangun budaya kerja yang aman.
Seminar ini menjadi momentum penting bagi dunia usaha di Kalimantan Timur untuk menegaskan kembali komitmen mereka terhadap keselamatan pekerja. Dengan penerapan manajemen risiko yang baik, Kaltim diharapkan mampu menghadirkan dunia kerja yang tidak hanya produktif dan berdaya saing, tetapi juga berorientasi pada keselamatan serta kesejahteraan tenaga kerja.