
Insitekaltim, Kukar – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menegaskan stigma negatif masyarakat terhadap Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) merupakan kesalahan besar.
Menurut Edi, masih banyak pandangan keliru di tengah masyarakat yang menilai LDII sebagai komunitas tertutup. Bahkan, ia menyebut ada isu bahwa masjid LDII hanya digunakan oleh anggotanya dan akan dibersihkan kembali apabila ada jamaah dari luar yang salat di sana.
“Tidak terjadi hal seperti itu. Saya sendiri sudah berkali-kali mengikuti ibadah di masjid LDII,” tegas Edi Damansyah di hadapan jamaah saat Safari Jumat di Masjid Hayyun Al-Mubarok, Kompleks LDII, Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, Jumat, 18 April 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kukar KH. Abdul Hanan bertindak sebagai khatib dan imam salat Jumat. Kehadiran tokoh MUI tersebut menurut Edi mencerminkan sikap inklusif dan keterbukaan LDII terhadap organisasi Islam lainnya.
Ia juga mengapresiasi sinergi yang telah terjalin di Kukar antara LDII, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah dalam mendukung berbagai program pemerintah, termasuk Safari Subuh dan kegiatan keagamaan lainnya.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, dan LDII selalu menyertai kami,” ujarnya.
Edi Damansyah juga menyoroti pentingnya menjaga harmoni antarormas Islam. Ia mengungkapkan bahwa kerukunan yang tercipta di Kukar menjadi contoh yang sulit ditemukan di daerah lain.
“Kepala daerah lain pun heran bagaimana saya bisa menyatukan para Ketua NU, Muhammadiyah, dan LDII dalam satu forum. Karena di tempat lain, biasanya mereka hanya mengirim perwakilan,” jelasnya.
Bupati Edi menutup dengan pesan agar kerukunan ini dijaga bersama, terutama di tingkat akar rumput. Ia berharap tidak ada perpecahan akibat perbedaan pandangan di antara ormas Islam.
“Kebersamaan ini adalah kekuatan sosial yang sangat besar bagi Kutai Kartanegara. Mari kita pelihara dengan baik,” pungkasnya. (Adv)