
Insitekaltim, Kukar– Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mengapresiasi Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) lantaran memiliki gabah padi yang banyak.
“Kenapa Kukar nggak masuk gabah keringnya? Kukar di situ lebih besar lumbung padinya ketimbang yang ada di PPU, Babulu, termasuk Berau,” ungkap Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud saat memimpin Rapat Pengendalian Inflasi di Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri 1446H via hybrid dan disaksikan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kukar serta ulama Kukar di Ruang Eksekutif Kantor Bupati Kukar, Senin 10 Maret 2025.
Lebih lanjut dikatakannya, lumbung padi terbesar di Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang. Hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk di Desa Suka Maju berprofesi sebagai petani.
Meski begitu, orang nomor satu di Kalimantan Timur itu menyayangkan ketiadaan irigasi di desa tersebut.
“Dan, tidak punya irigasi. Padahal Sungai Mahakamnya besar sekali,” katanya.
Ia menambahkan upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan sesuai dengan Instruksi Menteri Pertanian terkait persawahan meliputi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penggunaan Dosis Pupuk N P K, untuk Padi, Jagung dan Kedelai pada Lahan Sawah serta Pedoman Teknis Cetak Sawah.
Merujuk pada instruksi itu, pihak pemerintah setempat harus berupaya untuk meningkatkan hasil panen. Bila sebelumnya hasil panen cuma sekali setahun, maka diupayakan untuk ditingkatkan lagi menjadi dua hingga empat kali panen.
“Hal ini dilakukan supaya kita bisa menjaga ketahanan pangan. Bahkan seluruh kementerian dan lembaga turut membahas tentang pangan terutama berkaitan dengan sawah. Biar polisi juga bicaranya sawah, TNI bicaranya sawah, kesehatan juga bicara tentang pangan,” bebernya.
Dengan demikian, sambungnya, hal ini sejalan dengan fokus konsentrasi Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan.
“Jadi, ini fokus konsentrasi Bapak Presiden yang tadinya ketahanan pangan yang dicanangkan adalah 4 tahun, tapi tiba-tiba berubah menjadi 3 tahun. Berubah menjadi 2 tahun dan 1 tahun,” katanya.
Tahun ini, sambungnya, merupakan tahun terakhir pemerintah mengimpor.
“Dan tahun depan kita tidak akan impor lagi. Jadi, tahun depan kita akan menjaga ketahanan pangan kita sebab kita adalah negara agraris,” pungkasnya.