Insitekaltim, Samarinda – Ancaman dari buaya di wilayah perairan Kutai Timur (Kutim) terus menjadi momok bagi warga setempat. Beberapa insiden yang menelan korban jiwa mencuatkan kekhawatiran dan mendorong pemerintah daerah untuk lebih serius dalam mengambil langkah pencegahan.
Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Sulasih angkat bicara terkait persoalan tersebut. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim sebenarnya telah berusaha mencegah tidak terulangnya tragedi ini dengan menerbitkan larangan bagi warga untuk mendekati kawasan sungai, habitat alami buaya. Namun, pelanggaran terhadap larangan tersebut masih kerap terjadi.
“Keganasan buaya ini banyak terjadi karena masyarakat belum sepenuhnya mematuhi larangan yang telah dikeluarkan pihak berwenang. Kadang-kadang warga teledor dan tetap bermain di dekat sungai,” ujar Sulasih, Kamis (14/11/2024).
Ia juga menyoroti perubahan perilaku buaya yang kini sering terlihat di kawasan daratan. Fenomena ini diduga disebabkan oleh meningkatnya aktivitas manusia di sekitar habitat buaya, termasuk pembangunan permukiman yang merusak ekosistem alami buaya.
Politisi PPP itu, secara khusus menekankan pentingnya pengawasan ekstra terhadap anak-anak. Ia meminta para orang tua lebih waspada dan melarang anak-anak bermain di sekitar sungai demi mencegah jatuhnya korban lagi.
“Orang tua perlu memberikan pengawasan ekstra, bahkan jika perlu, melarang anak-anak mereka beraktivitas di bantaran aliran sungai. Langkah ini penting agar tidak banyak korban berjatuhan lagi,” tegasnya.
“Kesadaran masyarakat yang sangat penting agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” pungkasnya.
Selain imbauan kepada masyarakat, Sulasih juga berharap Pemkab Kutim meningkatkan langkah antisipatif. Ia menyarankan adanya edukasi rutin tentang bahaya buaya, pemasangan rambu-rambu peringatan yang lebih mencolok dan patroli berkala di kawasan rawan.
“Sinergi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk meminimalkan risiko. Kejadian seperti ini harus diantisipasi bersama,” pungkasnya.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan tidak ada lagi korban berjatuhan akibat keganasan buaya di Kutai Timur.