Insitekaltim, Samarinda – Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda pada Minggu (3/11/2024) lalu, membawa dampak buruk di Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang.
Wilayah tersebut sempat dilanda banjir berlumpur yang menggenangi jalan dan rumah warga, serta longsor yang memutus akses di salah satu jalan utama.
Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Muhammad Afif Rayhan Harun menyatakan keprihatinannya.
Afif Rayhan menyebutkan bahwa laporan warga sebelumnya telah diabaikan, sehingga masalah kembali berulang tanpa solusi nyata.
“Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, warga sudah pernah melaporkan. Sudah diprotes tapi tidak ada tindakan, malah sempat disegel dan dibuka lagi, hingga terjadi banjir lumpur dan longsor lagi,” ungkap Afif, Rabu (6/11/2024).
Menurut Afif Rayhan, peran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda perlu dievaluasi.
Ia menduga proyek yang ada di wilayah tersebut menjadi salah satu penyebab utama masalah banjir dan longsor ini.
“Saya kira Dinas PUPR harus mengkaji ulang proyek tersebut. Terlebih warga harus dilibatkan dalam penjelasan tentang alasan dibukanya kembali segel pada proyek itu, sementara izin belum benar-benar jelas. Kalau sudah jelas, seharusnya tidak terjadi masalah seperti ini,” jelasnya.
Dirinya juga mendesak agar pihak PUPR dan kontraktor terkait lebih transparan kepada masyarakat dalam memberikan informasi tentang status proyek dan alasan pencabutan segel.
“Kalau izin memang sudah terpenuhi, warga harus diinformasikan dengan terbuka. Seharusnya pihak PUPR bersama pimpinannya bisa lebih tegas mengawasi agar tidak terjadi dampak buruk yang merugikan warga,” katanya.
Selain itu, politikus Gerindra ini berharap Pemkot Samarinda, khususnya Plt Wali Kota, dapat menunjukkan sikap peduli terhadap warganya dengan mengambil tindakan tegas dalam menangani masalah ini.
“Warga mengalami kerugian, lumpur masuk ke rumah-rumah, barang-barang rusak dan tidak diganti. Ini seharusnya jadi perhatian pemkot,” tutupnya.