Insitekaltim, Samarinda – Karst Sangkulirang-Mangkalihat masih menjadi isu publik di Kalimantan Timur. Pariwisata masih menjadi salah satu sektor yang menjadi daya tawar untuk merawat Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Ditemui insitekaltim seusai diskusi Persatuan Alumni GMNI Kaltim pada Sabtu malam (18/05/2019), Ketua Biro Organisasi DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kalimantan Timur yang juga merupakan Sekretaris Persatuan Alumni DPD GMNI Kalimantan Timur, Awang Jumri, S.Pd. mengatakan bahwa pemerintah bisa berkaca kepada Kampung Merabu, Kecamatan Kelai, Kabupaten Berau yang menggunakan Kawasan Karst disana sebagai objek wisata yang dijaga dengan baik.
“Kampung Merabu itu Kawasan Karst itu bisa menjadi satu contoh dimana dimanfaatkan sebagai Kawasan Pariwisata yang bisa menghasilkan income kepada masyarakat termasuk ke pemerintah”, ungkap Jumri sapaan akrabnya.
Dia menambahkan bahwa tujuan wisatawan dari Eropa atau pun Amerika lebih banyak mengunjungi Kalimantan Timur karena faktor alam yang tersedia sebagai objek wisata di Kaltim.
“Kami berkaca kepada data dari Kementerian Pariwisata bahwa wisatawan asing datang ke Indonesia karena faktor 63% dari budaya, 32% dari alam dan 5% dari wisata buatan. Kebalikannya di Kaltim 63% alam, 32% budaya dan 5% Wisata Buatan”, tambahnya.
Menurut Dia, ini bisa menjadi satu acuan bahwa keindahan alam yang ada di Kalimantan Timur dapat menjadi jalur income besar dalam meningkatkan pendapatan daerah termasuk di Kawasan Karst yang ada di Sangkulirang-Mangkalihat. (Renalt)