Insitekaltim,Samarinda – Selama 48 tahun berselang, Provinsi Kalimantan Timur akhirnya dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ Nasional XXX 2024 di Kalimantan Timur.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan hadir membuka acara pembukaan Minggu malam ini di Stadion Gelora Kadrie Oening Sempaja Samarinda. Begitupun ribuan peserta dan ofisial MTQ dari seluruh Indonesia sudah mulai berdatangan ke Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur. Demikian pula para pendamping dan pendukung kafilah.
Bagi warga Samarinda, ajang MTQ ini adalah momen sejarah yang tentunya pernah dirasakan sebelumnya.
“Kalau tahun 1976 itu yang membuka MTQ adalah Presiden Soeharto, malam ini Presiden Jokowi. Sesuai rencana, Presiden Jokowi akan mendarat di Bandara APT Pranoto Samarinda, sore ini,” kata Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Kaltim Hj Syarifah Alawiyah, Minggu (8/9/2024).
Nuansa 48 tahun silam, akan kembali dirasakan masyarakat Kota Samarinda yang telah berkesempatan menjadi tuan rumah MTQ Nasional IX pada Tahun 1976.
Tepatnya pada tahun ke-10 masa kepemimpinan mantan Presiden Soeharto, dirinya hadir untuk membuka dan menyaksikan ajang adu kemampuan seni baca Alquran itu. Bahkan bukan hanya Soeharto, sejumlah duta besar negara sahabat ikut hadir.
Adanya jarak waktu sepanjang 48 tahun itu, memiliki perbedaan dan persamaan nuansa yang dirasakan.
Saat ini kedatangan Presiden Jokowi bisa langsung mendarat di Samarinda, sedangkan Presiden Soeharto dulu harus turun di Bandara Sepinggan Balikpapan.
Selanjutnya, dari Balikpapan, Presiden Soeharto masih harus melintasi Bukit Soeharto. Mengingat saat itu belum lagi ada jalan tol seperti sekarang.
Bahkan jalan poros Balikpapan-Samarinda yang dilalui Presiden Soeharto nyatanya baru selesai dikerjakan, dikebut harus selesai karena MTQ di Samarinda.
Sebagai informasi, jarak perjalanan yamg dibangun kala itu sekitar 110 km. Hampir semua tamu negara dan kafilah dari 26 provinsi kala itu harus melewati jalur berbukit dan berkelok itu. Dan belum juga ada Jembatan Mahakam, apalagi Jembatan Mahkota 2. Sehingga penyebrangan melalui fery merupakan alternatif pilihan di masa itu untuk bisa masuk kota.
Penerimaan kafilah saat itu hanya dengan hotel-hotel kecil dan penginapan. Cikal bakal hotel besar saat itu hanya Hotel Mesra di Jalan Pahlawan. Dengan jumlah peserta waktu itu 189 orang dari 26 provinsi.
MTQ 1976 digelar di Gor Segiri, sedangkan MTQ 2024 akan dipusatkan di Gelora Kadrie Oening Sempaja. Total peserta 1.998 orang dari 35 provinsi.
Meski memiliki perbedaan yang signifikan, MTQ 1976 tetap memiliki kesamaan dengan MTQ 2024. Yaitu jalinan silaturahmi antarkafilah dari seluruh Indonesia.
“Semangat syiar Islam dan silaturahmi ini juga yang sangat ditekankan oleh Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik,” tambah Yuyun, sapaan akrab Syarifah Alawiyah.
Tidak hanya itu, Sungai Mahakam juga merupakan bagian yang sama dari pelaksanaan MTQ 1976. Dimana kala itu pemerintah daerah memoles sepanjang tepian yang kumuh di Pasar Pagi agar menjadi cantik. Jalan-jalan berlubang pun ditambal agar menjadi hitam dan mulus. Tujuannya, agar para tamu dari provinsi dan negara lain bisa melihat keindahan panorama Sungai Mahakam yang membentang sepanjang 920 km, dari Kabupaten Mahakam Ulu, Kutai Barat, Kutai Kartanegara hingga membelah Kota Samarinda.
“MTQ kali ini, bukan hanya masyarakat Samarinda yang bisa menikmati keindahan Sungai Mahakam, tapi juga para tamu kafilah dari provinsi lain. Lebih cantik lagi dengan hadirnya Teras Samarinda yang areanya persis di depan Kantor Gubernur Kaltim,” pungkas Yuyun.
Sebelumnya, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik dan Sekda Sri Wahyuni menjelaskan saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Rabu, 4 September 2024 bahwa kafilah dari provinsi lain juga bisa menikmati paket wisata antara lain paket wisata ke Desa Budaya Pampang dan wisata susur Sungai Mahakam, sore hingga malam hari. Dari sini mereka bisa menikmati keindahan malam Kota Samarinda, Samarinda Seberang, Jembatan Mahakam, Jembatan Mahkota 2 dan terbaru kecantikan Teras Samarinda.
Pada MTQ Nasional IX Tahun 1976, qari asal Samarinda M Ali Yusni tampil sebagai yang terbaik. Pada tahun yang sama, Ali Yusni bahkan sukses menjadi wakil Indonesia menjuarai ajang MTQ internasional yang digelar di Malaysia.
“Mudahan-mudahan akan tampil juara baru dari Kaltim tahun ini dan bisa menjadi wakil Indonesia di ajang internasional dan bisa juga juara,” harap Akmal.