
Insitekaltim,Samarinda – Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik kembali mengingatkan soal pentingnya ketahanan pangan. Sekarang, Kaltim memang memiliki fiskal yang kuat karena sumber daya alamnya, seperti minyak, gas dan batu bara. Dengan kekuatan fiskal itu, Kaltim bisa dengan mudah membeli pangan dari luar Kaltim. Tapi di masa depan, ini akan menjadi masalah, sebab sumber daya alam seperti minyak, gas dan batu bara itu pada saatnya juga akan habis.
“Jangan hanya karena kita punya sumber daya alam bagus, punya batu bara, minyak, gas, punya sawit, kita lupa bahwasanya pangan itu bukan dari sana,” tegas Akmal, Jumat (12/4/2024) di Rumah Jabatan Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada Samarinda.
Dijabarkannya, saat ini Kaltim memiliki fiskal yang kuat untuk memenuhi kebutuhan pangan karena menggantungkan ekonominya dari sumber daya alam.
Namun, sumber daya alam sewaktu-waktu bisa saja habis. Sehingga menurutnya kemandirian pangan merupakan masalah jangka panjang yang harus digelorakan sejak saat ini.
“Ketika suatu hari nanti kita mengabaikan spirit (semangat) dalam membangun kedaulatan pangan itu, kita sudah asyik karena punya uang dari sawit dan batu bara. Maka 10 atau 20 tahun lagi kita tidak mewarisi semangat ketahanan pangan pada generasi muda kita. Akhirnya generasi muda kita beli terus,” jelasnya.
Lebih lanjut Akmal menjelaskan, kekhawatirannya mengenai masalah pangan yang dihadapi Kaltim saat ini adalah ketika semangat kemandirian pangan tidak dibangun sejak saat ini dan beberapa puluh tahun ke depan sumber daya alam itu habis maka Kaltim akan mengalami kesulitan pangan.
Karena itu Akmal mengimbau, adanya kolaborasi dan kesadaran tidak hanya dari aparatur sipil negara, namun juga masyarakat dan ormas dalam memastikan keberlangsungan kemandirian pangan.
Selain menjalin kerja sama, Akmal Malik juga memberikan usulan agar kekuatan fiskal Kaltim yang saat ini sedang dirasakan dapat menjadi modal untuk memudahkan akses kemandirian pangan dengan pendekatan teknologi dan tanpa bersusah payah menggunakan cara-cara tradisional.
“Kita bertani secara modern, karena apa kita punya cukup fiskal. Ini saatnya Kaltim melompat membangun ketahanan pangan dengan modal yang ada dengan pendekatan teknologi modern,” kata Akmal.