Insitekaltim,Samarinda – Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dibangun di Kalimantan Timur (Kaltim) memunculkan prediksi akan adanya tantangan bagi masyarakat setempat.
Persaingan antara warga lokal dan pendatang diperkirakan akan menjadi fenomena yang mungkin terjadi.
Dengan kehadiran IKN, masyarakat di Kaltim akan menjadi lebih beragam, dengan warga dari berbagai suku, ras, bahasa dan latar belakang yang berbeda datang untuk menetap di IKN.
Ada kekhawatiran bahwa kemampuan dan keahlian pendatang dapat melampaui yang dimiliki oleh warga lokal Kaltim saat ini.
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kaltim Veridiana Huraq Wang menyampaikan kekhawatirannya terkait tantangan ini, terutama dalam konteks pembangunan IKN yang diperkirakan akan membawa banyak pendatang baru untuk bekerja.
Proses ini telah dimulai secara bertahap sejak tahun 2024, ketika ibu kota negara pindah dari Jakarta ke IKN di wilayah Kaltim.
Veridiana menyoroti urgensi evaluasi kinerja pendidikan, khususnya terkait fasilitas di setiap sekolah yang masih belum merata di wilayah Kutai Barat dan Mahakam Ulu, yang menjadi daerah pemilihannya.
“Sementara IKN berada di Kaltim, kita perlu memastikan bahwa sumber daya manusia yang siap bersaing. Namun, fasilitas pendidikan yang belum merata menjadi kekhawatiran,” ungkapnya.
Veridiana menekankan perlunya perbaikan proporsional antara daerah perkotaan dan pedalaman. Ia meminta Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik segera mengevaluasi program-program pendidikan.
“Dengan anggaran wajib pendidikan mencapai 20 persen dari APBD, seharusnya kita dapat menikmati pembangunan pendidikan yang merata. Namun, kenyataannya masih ada sekolah di daerah 3T yang minim sarana. Evaluasi diperlukan agar pembangunan berjalan secara proporsional,” tegas Veridiana.