Insitekaltim,Samarinda – Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik menyoroti pentingnya pemeliharaan dan pelestarian bahasa daerah sebagai wujud kontribusi generasi muda terhadap keberagaman dan kekayaan intelektual Kaltim.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Disdikbud Kaltim Yekti Utami pada Festival Tunas Bahasa Ibu Kaltim di Hotel Grand Kartika Samarinda, Rabu (15/11/2023).
“Festival ini bukan sekadar ajang kompetisi tetapi juga sebagai wujud nyata dari upaya kita untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan bahasa ibu sebagai aset bahasa bangsa,” ungkap Akmal.
Dengan Indonesia memiliki 718 bahasa, tantangan untuk menjaga bahasa daerah agar tidak punah menjadi hal yang signifikan. Namun, Akmal yakin bahwa melalui festival ini, gairah berbahasa daerah, terutama di kalangan generasi muda, dapat dihidupkan kembali.
“Dengan memelihara dan melestarikan bahasa daerah, kita turut menjaga keberagaman dan kekayaan intelektual Kaltim,” sambungnya.
Ia berharap Festival Tunas Bahasa Ibu Kaltim dapat terus terselenggara dari waktu ke waktu sebagai bagian dari acara tahunan Kaltim dengan meningkatkan jenjang peserta sampai SMA/SMK se-Kaltim.
Lebih lanjut, ia ingin agar festival ini tidak hanya menjadi kompetisi, melainkan juga sebagai wadah bagi peserta untuk mengekspresikan potensi dan kreativitas mereka dalam berbagai bidang dengan menggunakan bahasa daerah.
“Bahasa ibu adalah jendela yang dapat mempersatukan bangsa kita, maka itu. Mari kita jaga dan lestarikan bahasa ibu kita sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu kita jaga bersama-sama,” pungkasnya.
Sebagai informasi, festival ini menampilkan berbagai kategori perlombaan, seperti membaca puisi, bernyanyi, berpantun, dan lainnya, dengan menggunakan bahasa daerah seperti Kenyah, Melayu Kutai, dan Paser.
Dengan 150 peserta dari SD dan SMP se-Kaltim, terlihat harmonisitas anak-anak dengan bahasa ibu yang berbeda satu sama lainnya, mengukuhkan semangat keberagaman bahasa di Kaltim.