Insitekaltim,Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Rusman Yaqub mengungkapkan bahwa DPRD Kaltim bukan hanya sebuah lembaga pemerintahan, tetapi juga bisa menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam tentang lembaga legislatif.
Baru-baru ini, mahasiswa dari Program Studi Administrasi Publik Universitas Mulawarman (Unmul) melakukan kunjungan ke DPRD Kaltim. Selama kunjungan tersebut, Rusman memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang praktik legislasi daerah.
“Kegiatan studi lapangan mahasiswa Unmul ini bertujuan untuk mempelajari proses formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan publik di lembaga legislatif DPRD Kaltim,” ujar Rusman.
Para mahasiswa, lanjut Rusman, belajar tentang formulasi kebijakan dan melakukan studi komparatif terkait pelaksanaan kebijakan.
“Bagaimana praktik membuat kebijakan itu kemudian implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan,” imbuhnya.
Rusman yang juga menjadi dosen di Prodi Administrasi Publik Unmul, sering membawa mahasiswa yang diajarinya untuk melihat secara langsung proses administrasi dan tata cara dinas pemerintah di lembaga parlemen.
Menurutnya, kegiatan studi lapangan ini memberikan pengalaman praktis yang penting bagi mahasiswa, yang dapat menghubungkan teori perkuliahan dengan realitas di lapangan.
“Kalau di sini ada tataran praktisnya, ada empiriknya yang mereka temukan. Praktisnya seperti apa kesenjangan antara teori di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan” tutur Rusman.
Selama kunjungan tersebut, banyak mahasiswa juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis, menunjukkan minat yang tinggi terhadap mata kuliah yang mereka pelajari.
Rusman mengakui bahwa mahasiswa ini aktif dalam mengeksplorasi bagaimana lembaga legislatif mengidentifikasi masalah yang dapat diangkat menjadi isu pembangunan.
Rusman menganggap bahwa kolaborasi antara DPRD Kaltim dan mahasiswa merupakan langkah penting untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap proses legislatif yang sesungguhnya.
Ini membantu menciptakan kesinambungan antara teori dan praktik dalam pembelajaran mereka.
“Contoh misalnya bagaimana lembaga legislatif melakukan identifikasi masalah yang bisa diangkat menjadi sebuah isu pembangunan,” pungkas Rusman.