
Insitekaltim,Denhaag – Gubernur Kalimantan Timur sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Isran Noor mengungkapkan kunjungannya ke Belanda dan Swiss dilatarbelakangi oleh keinginan mempelajari banyak hal baru di negeri orang.
“Pertama, kita ingin belajar untuk meningkatkan kerja sama antarpemerintah dan sekaligus pemerintah daerah dan pemerintah Belanda,” kata Isran pada Senin (17/7/2023) di Aula Nusantara Kedutaan Besar Indonesia di Jalan Tobias Asserlaan 8, 2517 KC, Denhaag.
Pria kelahiran Sangkulirang itu mengungkapkan bahwa APPSI sebagai mitra kerja pemerintah pusat akan menyampaikan hal-hal yang secara regulasi belum diatur. Namun meski begitu, hal-hal tersebut terbilang penting serta banyak hal lainnya.
“Misalnya saja soal investasi, bisnis atau usaha. Semua itu ada peran pemerintah daerah. Semua yang diurus Jakarta, semua komoditinya itu ada di daerah-daerah,” ungkap Isran.
Menyambut baik kedatangan Gubernur Kaltim, Duta Besar Indonesia Mayerfas mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran orang nomor satu Kalimantan Timur ke negeri kincir angin itu.
“Terima kasih atas kunjungannya. Jika ada kerja sama nyata yang perlu ditindaklanjuti, kami akan segera tindak lanjuti. Misalnya soal SDM, energi dan lain-lain,” ujar pria asli Sumatera Barat itu.
Duta besar Mayerfas mengungkapkan bahwa sebanyak 1,7 juta penduduk yang menetap di Belanda berdarah Indonesia. Bahkan, sekitar 600.000 orang mengubah paspor Indonesia menjadi Belanda.
Pada kesempatan yang sama, Dubes menyebutkan sekitar 400 restoran yang berada di negeri kincir air tersebut dimiliki oleh orang Indonesia. Sehingga di Belanda sendiri terbentuklah organisasi yang mengumpulkan para wirausahawan berdarah Indonesia.
Selain itu, ia juga mengungkapkan terdapat 77 organisasi warga Indonesia yang berada di Belanda agar kiranya masyarakat Indonesia yang menetap di Belanda tetap memiliki perlindungan dan pelayanan yang memadai bagi mereka di negeri orang.
“Itu yang banyak kami tangani, agar bagaimana semua bisa terlindungi di sini, termasuk yang menjadi diaspora kita. Setidaknya sekitar 100 pelayanan masyarakat yang kami lakukan setiap hari dalam berbagai urusan, seperti pembuatan paspor dan hal lain yang diperlukan,” jelas Mayerfas.