Insitekaltim,Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengingatkan agar perencanaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak mengabaikan potensi masalah-masalah sosial di masa depan.
“Jangan sampai terulang membangun ibu kota negara, tapi terjadi jomplang dengan kawasan sekitarnya,” kata Isran dalam satu diskusi yang juga dihadiri Deputi Bidang Sarana dan Prasarana IKN Silvia Halim belum lama ini.
Orang nomor satu Benua Etam itu menyebut, IKN dibangun untuk mengubah konsep pembangunan yang Jawa sentris, menjadi Indonesia sentris, yakni pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan untuk seluruh wilayah Indonesia.
Isran mengaku, rencana ideal tersebut tidak akan terwujud apabila perencanaan IKN tidak secara cermat menghitung masalah-masalah sosial jangka panjang.
“Memang tidak ada yang namanya perubahan besar yang tidak ada masalah, pasti ada. Tapi bagaimana kita menyiapkan solusi dan menghadapinya dengan tenang. Saya yakin perubahan besar dari IKN ini sangat mulia dan sangat baik untuk Indonesia,” yakinnya.
Sebelumnya, Guru Besar Universitas Airlangga Prof Bagong Suyanto berpesan agar pemerintah sungguh-sungguh memiliki empati terhadap isu besar pemindahan ibu kota negara.
Hal itu mengingat korupsi masih banyak terjadi di kementerian-kementerian. Ia mencontohkan, kasus terbaru yang heboh yakni pencucian uang di Kementerian Keuangan senilai Rp349 triliun dan baru diketahui setelah sekian lama.
“Jika yang pindah ke bangunan-bangunan baru IKN itu orang-orang dengan mindset yang sama, pertanyaannya pemindahan IKN ini lantas untuk siapa? Siapa yang diuntungkan? Saya kira ini akan menimbulkan masalah sosial baru jika mindset aparaturnya masih seperti ini,” kritik Bagong.
Bagong menegaskan, jangan sampai ibu kota baru yang dibangun dengan konsep yang baik disertai bangunan megah, modern, alami dan berkelanjutan tidak diikuti pengisian aparatur pemerintah yang memiliki empati tinggi kepada rakyat.