Reporter : Samuel – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Musibah tanah longsor terjadi kembali di Jalan Gajahmada Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang, Kamis malam sekitar pukul 21.00 Wita. Sebelumnya longsor juga terjadi pada Minggu (26/7/2020).
Berawal dari suara gemuruh kencang, tiba-tiba saja tanah yang terletak di tebing “Gunung RCTI” langsung tumpah ke jalan poros yang berdekatan dengan Jembatan Mahkota II tersebut.
“Malam jam 9 tanah gerak. Satu kejadian langsung mas. Dari laporan warga jam 9 tanah itu sudah bergemuruh dibarengi longsor. Waktu kejadian masih ramai orang melintas, tapi alhamdulilah engga ada korban jiwa,” sebut Relawan Pesut Mahakam, Rendy (25) pada Jumat pagi (31/7/2020).
Kejadian bermula ketika tiang listrik yang tertancap di sekitar tebing tiba-tiba saja terjatuh dan menutup jalan pada Kamis sore.
Lurah Mangkupalas Muhammad Noor mengatakan kondisi tanah awalnya belum separah sekarang. Longsor hanya menghantam pohon pada Kamis malam (30/7/2020). Namun setelah dibersihkan, tanah berangsur turun dan memenuhi badan Jalan Gajah Mada tersebut.
“Pas hari ini pohon dibersihkan ternyata tanah malah tambah” sebut Muhammad Noor, Jumat siang (31/7/2020).
Muhammad Noor menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Timur terkait hal tersebut. Adapun dari pantauan di lapangan, terlihat sudah ada dua alat berat yang hadir ditempat yakni dua unit Excavator yang disebut Muhammad Noor merupakan unit dari Dinas PUPR Provinsi.
“Excavator yang besar datang duluan dari UPTD Jalan Raya Dinas PUPR Kaltim. Selain itu juga personel yang lain secepatnya juga sudah bergerak,” tambah Muhammad Noor.
Terkait isu bahwa sempat terjadi aktivitas pertambangan beberapa tahun lalu di lahan yang longsor tersebut, Muhammad Noor tidak bisa berkomentar banyak. Ia hanya mengatakan bahwa akan berkoordinasi dengan pihak terkait khususnya menyangkut analis dampak lingkungan untuk mencari penyebab longsor lebih lanjut.
“Habis ini koordinasi juga dengan analisis lingkungan dan dari pantauan kita harusnya ada indikasi sebabnya gimana. Terkait ini dulu pernah ada aktivitas (pertambangan), kita masih mencari, dan harapan kita pemilik tanah ini bisa bergerak melakukan pencegahan,” sambung Muhammad Noor.
Saat ini kurang lebih satu kilometer jalan ditutup. Ia juga mengatakan bahwa kejadian tersebut sudah sering terjadi, karena daerah tersebut memang merupakan daerah rawan longsor.