Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Sebanyak 5 mahasiswi asal Samarinda yang berkuliah Fakultas Kedokteran di Provinsi Hubei bersilaturahmi dengan Walikota Samarinda Syaharie Jaang di Ruang VIP Rumah Jabatan Walikota, Jalan Letjend S Parman, nomor 1, Senin (17/2/2020).
Kelima mahasiswi didampingi oleh orang tua masing-masing sedangkan Jaang didampingi Asisten I Tejo Sutarnoto, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Samarinda Asli Nuryadin, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadis Kominfo) Aji Syarif Hidayatullah, serta Plh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda dr Ismet Kosasih.
Jaang mengatakan bahwa kondisi kelima mahasiswi yang ia jumpai secara langsung terlihat sehat.
“Sudah melihat secara rasional. Jadi sebenarnya tidak ada masalah. Setelah dikarantina pun sehat semua dan baik,” ungkapnya.
Ia mendoakan agar kondisi Kota Wuhan bisa segera pulih dan kembali berjalan dengan baik serta teratasi.
“Karena anak-anak Indonesia banyak yang ada disana. Saat sekarang mahasiswa saja ada 300, belum lagi yang bermukim dan berusaha disana. Anak-anak ini paling tinggi semester 8, karena kedokteran jadi cukup lama. Semoga kuliahnya juga cepat selesai,” jelasnya.
Terkait kepastian kapan kelima mahasiswi ini kembali ke Hubei, Jaang menyampaikan bahwa belum ada kepastian.
“Mereka akan komunikasi secara online untuk sementara,” tambahnya.
Jaang mengaku dirinya menerima kehadiran mahasiswi asal Kota Tepian ini karena untuk menguatkan mereka.
“Supaya setelah pulih disana untuk kembali lagi menyelesaikan pendidikan. Memang ada ke khawatiran orang tua. Tapi semua sehat saja. Setelah 14 hari menjalani karantina, semoga semuanya baik-baik saja” lanjutnya.
Salah satu mahasiswi Rizka Nurazizah menyampaikan bahwa dalam silahturahmi tersebut mereka membahas kondisi di Tiongkok tepatnya di Wuhan saat ini dan kondisi mereka ketika dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau.
“Tentang bagaimana selanjutnya kami disini dan respon pemerintah ke kami, karena kami ada cerita juga soal itu,” katanya.
Ia menyatakan bahwa dirinya dan teman-temannya adalah lolosan dari fakultas kedokteran.
“Saya terima kasih sudah dievakuasi. Kami semua mengapresiasi kepada pemerintah dan harapan kedepannya agar lebih dimudahkan penyetaraannya,” ucapnya.
Ia melanjutkan, selepas dari Tiongkok yang dirinya ingat ialah semua tranportasi dibekukan.
“Operasional ke provinsi kami semua di tutup tidak ada transportasi dan makannya disana sedikit susah. Sempat kelaparan karena kurang stok seminggu. Tetapi Kedutaan Besar RI (KBRI) langsung koordinasi ke pemerintah,” ucapnya.
Ia menuturkan bahwa harga bahan sembako disana bisa naik hingga 2-3 kali lipat.
“Banyak bahan baku seperti beras tepung telur naik hingga 10 kali lipat,” ujarnya.
Desi Felia yang juga mahasiswi membenarkan pernyataan temannya tersebut.
“Awalnya aman namun setelah lock down kami panik bahan makanan terbatas. Lewat organisasi, kami minta bantuan KBRI dan sampaikan ke pemerintah pusat,” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa saat dirinya di asrama saja jika ingin keluar harus izin kepada dosen.
“Momen menegangkan kami discrening waktu keluar Wuhan. Sedangkan di Natuna malah dapat teman baru, difasilitasi lengkap karena disana ada psikolog. Makanannya sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna,” pungkasnya.
Tidak ada komentar
Alhamdulillah semua telah sampai bertemu dengan keluarga masing-masing. Semoga selalu diberikan kesehatan. aamiin