Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Tiga calon kandidat bakal calon Pilwali Samarinda, yakni Sarwono, Andi Harun, dan Zairin Zain hadir dalam diskusi publik dengan tema ‘Membedah Visi Misi Calon Pemimpin Samarinda’. Acara tersebut digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Timur di Ballroom Lantai 10 Hotel Selyca, Minggu (26/2/2020).
Turut diundang 5 panelis yang masing- masing adalah 2 orang akademisi dan 3 orang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dari ketiga kandidat yang hadir, ke lima panelis menyampaikan apresiatif kepada 3 calon yang hadir karena dinilai berani dibandingkan dengan calon-calon lainnya.
Namun ke 5 panelis justru pesimis karena bagi mereka penyampaian visi misi calon masih belum kongkrit.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Pradama Rupang, beranggapan ke tiga kandidat belum memberikan gambaran merubah Kota Samarinda tanpa banjir dan memberikan solusi mengenai persoalan lubang tambang.
“Ada 3 hal, 3 tahun terakhir selain persoalan banjir soal keselamatan rakyat, tata produksi konsumsi rakyat dan hancurnya layanan fungsi alam. Kita berharap tadinya ada terobosan luar biasa dari gagasan visi misi kandidat yang hadir hari ini,” ungkap Rupang.
Selain itu dirinya juga mengatakan, jaminan kelangsungan fungsi alam terkait lingkungan itu tidak terpapar dalam penjelasan visi misi.
“Ketiga kandidat hanya menyampaikan mengenai persoalan anggaran dan menitikberatkan pada persoalan tata kota terutama pembuatan drainase, tetapi menurut saya persoalan drainase itu bukan pada konteks menghentikan masalah banjir namun drainase itu hanya mengurangi intensitas volume air saja, itu juga tidak di paparkan padahal titik permasalahannya di situ,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rupang menyebut uraian-uraian data masih minim disampaikan, ia menyebut kandidat ragu terkait bagaimana alokasi mendongkrak kesejahteraan ekonomi kerakyatan, bahkan dalam kerangka memulihkan Kota Samarinda dari ancaman banjir.
“Hitungan ini juga berkaca bagaimana Kaltim menggali potensi, justru hanya pada model industri ekstraktif yang sepertinya tidak menguntungkan ekonomi kerakyatan,” tegasnya.
Dinamisator Jatam itu pun memberikan tantangan kepada 3 kandidat yang hadir,
“Bisa tidak kandidat melampau capain yang dilakukan kota tetangga, yakni Balikpapan yang mengalokasi ruang hidupnya 52% sebagai kawasan lindung. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) itu mewajibkan setiap kota wajib mengalokasikan 30 persen untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH), mampu tidak?,” tantangnya.
Terpisah, Andi Harun saat di konfirmasi awak media menyampaikan bahwa persoalan banjir menjadi fakta, dan siapapun yg terpilih nanti wajib berkomitmen awal mengatasi banjir.
“Program kami memberikan solusi tanpa menyalahkan pihak manapun,” sebut Andi Harun
Ia mengaku berani menjawab tantangan Jatam.
“Kedepannya untuk merealisasikan hal itu ketika saya dan Pak Rusmadi terpilih, disitu kami akan melaksanakan untuk menata Kota Samarinda jadi lebih baik,” pungkasnya.