![](https://insitekaltim.com/wp-content/uploads/2023/06/WhatsApp-Image-2023-11-13-at-15.29.54.jpeg)
Insitekaltim,Samarinda – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Faisal mengatakan pers memiliki peran besar dalam upaya memajukan sektor pangan.
Menurutnya, jumlah petani saat ini semakin berkurang. Padahal, era kemajuan teknologi memungkinkan pertanian berkembang secara modern.
Untuk itu, diperlukan regenerasi petani dari kalangan pemuda dan pers bisa mendorong mindset generasi muda agar mau terjun ke sektor pertanian.
“Perlu dibuat tulisan atau feature di media, betapa besarnya prospek sektor pangan di dunia bisnis. Tulisan yang bisa menggugah, memotivasi, membangun imajinasi bisnis pertanian yang sukses. Konsep pertanian dengan teknologi yang menarik generasi muda. Ini yang harus kita lakukan,” urainya.
Hal itu ia katakan saat menjadi narasumber dalam dialog interaktif Halo Kaltim di kanal RRI Pro 1 Samarinda, pada Sabtu 8 Februari 2025, di Hari Pers Nasional 2025 Banjarmasin.
Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2025 mengusung tema “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa”. Tema ini menyoroti peran strategis media dalam mendorong perkembangan sektor pertanian modern.
Dalam kesempatan itu, ia menceritakan Bank Indonesia (BI) pernah memberikan bantuan drone untuk sentra pertanian di Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Barat (Kubar).
Drone tersebut dapat membantu petani menabur benih dan pupuk dalam skala besar dengan kapasitas lahan yang luas. Menurutnya, konsep pertanian dengan teknologi modern seperti itu cocok dilakukan oleh generasi muda yang cepat belajar dan beradaptasi dengan hal baru.
Faisal meyakini, hadirnya generasi muda ke sektor pertanian akan mewujudkan swasembada pangan karena sektor pangan dan energi adalah bisnis yang tidak akan pernah hilang. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, pangan akan terus dibutuhkan.
“Apalagi ada IKN. Jangan sampai daerah kita hanya jadi tempat lewat truk pengangkut logistik pangan saja. Tapi kita harus menjadi daerah penghasil,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris PWI Kaltim Achmad Shahab mengaku, pihaknya kini tengah fokus mendorong program wartawan spesialis yang berkonsentrasi pada isu ketahanan pangan dan pertanian.
Ia mengungkapkan, program itu bertujuan agar wartawan dapat mendalami suatu persoalan secara utuh. Sehingga informasi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami oleh masyarakat.
“Kami akan menggandeng pihak terkait, seperti dinas pertanian untuk melakukan pelatihan kepada wartawan. Dengan begitu, informasi yang disampaikan nanti akan memiliki bahasa jurnalistik dan kemasyarakatan yang lebih jelas, sehingga dampaknya pun semakin besar,” jelasnya.