Reporter : Nada- Editor : Redaksi
Insitekaltim,Tarakan– Lahir dari keluarga sederhana dan berlatarbelakang keluarga tak mampu. Tidak menyurutkan semangatnya berjuang. Dia adalah Wilhelmus Theodorus Kabut. Anak petani kini bergelar Sarjana Teknik (ST). Semangatnya berjuang tak menghalanginya untuk menyelesaikan pendidikan dari SD hingga meraih gelar sarjana strata satu (S1) di universitas Udayana Denpasar, Bali.
Pria berusia 39 tahun ini mengaku sejak masih dibangku SD dirinya sering membantu orang tuanya di kebun untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari- hari dan biaya pendidikan hanya mengharapkan hasil tani dari ayahnya.
“Jadi dulu itu ketika saya pulang dari sekolah sampai rumah ganti pakaian seragam langsung ke kebun untuk membantu ayah menanam padi dan lain-lain”, kenangnya saat ngobrol santai bersama,Jumat (2/8/2019)
Kini pria ini bergelut dunia politik. Dia adalah politisi PKB. Putra sulung dari lima bersaudara. Sebagai putra pertama pria yang akrab di sapa Willy ini, mengaku mendapatkan didikan yang lebih keras dari ayahnya sendiri.
Hal itu membuatnya lebih mandiri hingga melanjutkan pendidikan kejenjang strata satu dia pun membanting tulang bekerja paruh waktu untuk uang kuliah dan keperluan lainnya.
“Sampai kuliah pun harus bekerja untuk bisa bayar uang kuliah dan keperluan lain. Orang tua saya tidak bisa kirim saya uang karena adik-adik saya juga masih banyak yang harus di penuhi kebutuhannya”, tuturnya
Selain kuliah dia juga aktif di beberapa organisasi mahasiswa salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dengan terpontang panting akhirnya gelar strata satupun diraihnya pada tahun 2001.
Tak hanya sampai di situ sekretaris paguyuban PERMATA (Persatuan Manggarai Tarakan) itupun ikut meramaikan pesta Demokrasi pada pileg 2019-2024 kota Tarakan yang lalu melalui partai PKB di dapil Tarakan Barat.
Didorong oleh niat yang ikhlas untuk berjuang menyalurkan aspirasi masyarakat yang belum mendapat keadilan serta mendorong pemerintah sebagai mitra bersama untuk penataan administrasi penduduk pendatang merupakan salahsatu alasan Wily (sapaan akrab) untuk maju dalam pileg yang lalu.
Selain itu dia juga menambahkan tujuannya maju di pileg kota Tarakan adalah untuk mengawal sistem birokrasi yang sehat dan transparan serta mengusul perda yang mengatur perdagangan antar daerah atau kota untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Meskipun tidak terpilih Wily mengakui masih punya niat untuk maju lagi di pileg 2024-2029.
“Yah, keinginan memang masih ada kalau partai masih memberikan kesempatan. Poinnya adalah bukan soal maju atau tidaknya tetapi butuh persiapan yang betul-betul matang dan visi misi yang pro rakyat,” ucapnya.
Sebagai putra asal NTT Wilhelmus mengharapkan agar Paguyuban NTT kota Tarakan bisa membangun diskusi untuk mendorong paguyuban NTT memberikan kontribusi untuk membangun kota Tarakan agar lebih maju dan majemuk serta membangun SDM masyarakat NTT yang ada di Tarakan melalui pendidikan dari tingkat menengah sampai keperguruan tinggi,”tegasnya
Pengalaman Kerja :
(a)Pada tahun 2004-2006 sebagai teknisi di CV Gayatri Denpasar Bali.(b)2006-2007 sebagai Teknisi di Villa Chandra Denpasar Bali.(c) 2007-2010 sebagai teknisi freeline -usaha pribadi bidang air condentioner dan instalatir listrik Denpasar – Bali (d) 2011-2013 sebagai supervisior engineering dan sipil.(e) 2013-2014 Peliput Berita Lembaga Pemerintahan di Dinas Kominfo Kabupaten.Manggarai – Flores NTT.
(f)Pada 2015–2016 PT.Elnusa.Tbk Jakarta posisi sebagai HSE,dan peserta training HSE difasilitasi oleh team QHSE PT ElnusaTbk di Tarakan dan (g) 2017-2018 PT.Nurcahaya Intan Jakarta sebagai Pengawas Konstruksi dan Mechanikal Pembangunan Tangki Kapasitas 5000 KL(kiloliter) Depot Tarakan.