Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda sejak tiga tahun terakhir memberikan tablet penambah darah untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Hal itu dilakukan untuk pencegahan stunting yang bisa dilakukan sejak sang Ibu masih di usia remaja.
Kabid Kesehatan Mayarakat (Kesmas) DKK Samarinda drg Annie Rachmajanti mengatakan, pencegahan stunting tidak hanya saat 1000 hari pertama kehidupan janin. Jauh sebelum itu, pencegahan bisa dilakukan.
“Remaja putri ini kan biasanya kalau lagi haid itu kekurangan darah. Nah, ditambah dengan pola hidup yang tidak sehat. Makan makanan serba instant dan jarang berolahraga. Untuk itu, kami memberikan pil penambah darah yang rutin seminggu sekali, untuk satu orang,” ungkapnya kepada Insitekaltim.com, Rabu (19/2/2020).
Dijelaskannya, stunting dapat terjadi akibat kekurangan gizi mikro.
“Kalau karbohidrat, lemak dan protein merupakan gizi makro. Hanya saja, gizi mikro itu, terkadang disepelehkan. Padahal itu dibutuhkan tubuh, namun berjumlah sedikit dan sangat penting,” terangnya.
Untuk memenuhi gizi mikro tersebut, pemerintah memberikan pil tambahan. Pembelian pil tersebut dari hasil patungan anggaran APBD Samarinda dan APBN. Ditanya nominal dari anggaran pembelian tersebut, Annie enggan untuk berkomentar.
“Kami hanya mengajukan jumlah pil penambah darah yang harus diberikan selama setahun. Untuk anggaran, itu ada divisi lain lagi yang menghitung, kami tidak mengetahui jumlah anggaran yang dibutuhkan,” ujarnya.
Pencegahan stunting ini dilakukan kepada semua lini termasuk ibu mengandung. Dinkes Samarinda juga sangat tekun memperhatikan suplai gizi yang diberikan kepada ibu hamil hingga anaknya.
“Kekurangan gizi itu kan tidak tiba-tiba. Makanya, kami melakukan pemantauan setiap bulan itu di posyandu. Jadi jika ada anak-anak yang mengalami dua kali tidak mengalami kenaikkan berat badannya (2T) maka segera kami periksa,” pungkasnya.