Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Samarinda harus sering berhutang untuk mengupah tenaga honorer di sekolahnya.
Sekolah negeri ini harus meminjam ke pihak kedua sebesar Rp 35 juta tiap bulan. Pinjaman ini harus dilakukan lantaran penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terlambat. Padahal, tuntutan upah guru honorer dan operasional sekolah wajib dilakukan tiap bulan.
Kepala Sekolah SMP Neger 2 Samarinda, Sugik mengatakan pengeluaran operasional sekolah yang cukup besar.
“Mulai dari membayar gaji tenaga pengajar honorer sampai membayar tagihan listrik, air dan Wifi,” ungkapnya kepada wartawan Insitekaltim, Senin (24/2/2020).
Menurut Sugik, rencana pencairan dana BOS hanya tiga kali, sebelumnya 4 kali bakal menyulitkan. Idealnya penyaluran dana BOS dilakukan lebih sering, sehingga pihaknya tak perlu mencari pinjaman untuk menutupi operasional sekolah.
“Pencairan dana BOS ini dapat dilakukan di awal kuadrimester agar mempermudah sekolah untuk membayar kebutuhan sekolah,” katanya.
Ia merinci tenaga pengajar berstatus non-PNS di SMP Negeri 2 Samarinda sebanyak 20 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk tenaga pengajar hingga ke staf tata usaha (TU).
Pun demikian, ia setuju dengan rencana penyaluran dana BOS langsung ke rekening sekolah. Sebab rantai birokrasi tak terlalu panjang seperti sebelumnya.
“Kalau kemarin kan dana itu masuk ke Provinsi, baru menunggu dulu untuk diteruskan ke Pemkot Samarinda,” pungkasnya.

