Insitekaltim, Samarinda – Penutupan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 berlangsung meriah di Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Senin malam, 28 Juli 2025. Ribuan warga dan tamu dari berbagai negara dan daerah memenuhi stadion untuk menyaksikan pergelaran budaya internasional bertema “Symphony of the World in East Borneo”.
Sejak pukul 19.00 Wita, panggung utama festival menampilkan pertunjukan kolaboratif dari enam negara, Rumania, Korea Selatan, Polandia, India, Rusia, dan Indonesia yang membawa kekayaan budaya masing-masing dalam bentuk tarian dan musik tradisional. Momen ini menjadi puncak rangkaian festival yang telah berlangsung sejak 25 Juli lalu.
Penampilan pembuka diisi oleh tari Runtik Bulau, tarian khas Kalimantan Timur yang menggambarkan semangat kearifan lokal. Disusul penampilan utama delegasi negara peserta yang tampil pukul 20.25 Wita, menampilkan keharmonisan budaya dunia di atas panggung Borneo.
“Festival ini tidak sekadar tentang pertunjukan tari. Ini adalah bentuk nyata bahwa Kalimantan Timur membuka dirinya untuk dunia, dan dunia menyambutnya dengan hangat melalui budaya,” ujar Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, dalam sambutan di hadapan ribuan penonton.
Seno menyebut EBIFF sebagai medium diplomasi budaya sekaligus penguat ekonomi kreatif lokal. Ia menyampaikan harapan agar festival ini terus dilaksanakan setiap tahun dan menjadi agenda budaya berskala internasional.
“EBIFF mengusung tema Symphony of the World in East Borneo, dan kita semua telah menyaksikan bagaimana berbagai budaya berpadu dalam harmoni di tanah Borneo,” ucapnya.
Festival ini juga diramaikan oleh sesi pemutaran video kaleidoskop EBIFF 2025, yang merekam kilas balik kegiatan selama lima hari, seperti kirab budaya, parade nusantara, bazar UMKM, pertunjukan di Temindung Creative Hub, dan kunjungan delegasi ke sekolah-sekolah di Samarinda.
Dibandingkan pelaksanaan perdananya pada tahun 2024, EBIFF 2025 menghadirkan penyempurnaan konsep, perluasan partisipasi negara, serta peningkatan partisipasi publik. Festival ini juga berhasil memacu geliat ekonomi lokal dengan pelibatan pelaku UMKM dan ekraf secara aktif.
Acara ditutup dengan penampilan 92 penari Tari Jepen secara kolosal, menjadi simbol persatuan dan semangat kebudayaan Kalimantan Timur menuju panggung global.
Wakil Gubernur Seno Aji menegaskan bahwa keberhasilan EBIFF merupakan hasil kolaborasi lintas pihak pemerintah, seniman, media, pelaku usaha, dan masyarakat. “Mari semua pihak terus menjaga semangat persaudaraan ini agar hidup di setiap generasi berikutnya,” ucapnya.
EBIFF 2025 pun resmi ditutup, namun semangatnya diyakini akan terus hidup sebagai warisan budaya yang mempersatukan dunia melalui seni dan tradisi di Kalimantan Timur.
Insitekaltim dan infosatu.co, media di bawah naungan MSI Group dinobatkan sebagai Media Terpilih Pemberitaan EBIFF Tahun 2025, bersama tiga media siber lainnya. Yakni Antara, Viva Borneo dan Kaltim Kece.
“Terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada Insitekaltim dan Infosatu.co. Kami akan terus bersama dalam kampanye pelestarian seni budaya dan promosi Kalimantan Timur agar lebih mendunia,” kata CEO MSI Group Muhammad Sukri.