Insitekaltim, Samarinda – Ketersediaan beras di Kota Samarinda dipastikan dalam kondisi aman. Hasil pengecekan langsung di gudang Perum Bulog Karang Asam Ulu menunjukkan stok beras, baik lokal maupun impor, masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beberapa bulan ke depan.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar turun langsung melakukan pengecekan fisik dan administrasi distribusi beras, Kamis 7 Agustus 2025 sebagai bagian dari komitmen Polri dalam mendukung ketahanan pangan dan pengawasan jalur distribusi bahan pokok strategis.
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh mulai dari jumlah pasokan, sistem penyaluran, hingga kondisi fisik gudang dan kemasan beras yang tersimpan.
“Kami ingin memastikan pasokan beras tetap lancar dan tidak ada kendala dari sisi distribusi maupun kualitas di lapangan,” ucap Hendri.
Ketahanan pangan menjadi prioritas, tidak hanya dari sisi ketersediaan, tetapi juga keterjangkauan harga dan kelancaran akses masyarakat terhadap komoditas pangan utama. Kegiatan ini dinilai penting untuk mencegah berbagai bentuk praktik kecurangan seperti penimbunan atau spekulasi harga.
“Pangan menyangkut kebutuhan dasar masyarakat. Stabilitas harga dan ketersediaan harus dijaga agar tidak memicu kekacauan di sektor lain, termasuk sosial dan ekonomi,” tambahnya.
Selama pengecekan berlangsung, petugas dari Bulog turut mendampingi dan memberikan informasi teknis terkait pengelolaan stok, kapasitas gudang, dan jadwal distribusi beras ke berbagai titik penyaluran di Samarinda. Berdasarkan data yang diperoleh, stok yang tersedia mencakup jenis beras medium dan premium, baik hasil produksi lokal maupun hasil impor.
Tidak ditemukan indikasi kelangkaan maupun hambatan dalam proses distribusi. Semua jalur distribusi dari gudang menuju titik-titik penyaluran masih berjalan normal, dengan pengawasan rutin dari aparat dan dinas terkait.
Kegiatan ini juga bertujuan mendorong sinergi antara Polri dan Bulog dalam menjaga kestabilan bahan pangan. Selain itu, pengawasan ini ditujukan untuk membangun kepercayaan publik terhadap sistem distribusi pangan nasional, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan menjelang HUT RI ke-80.
Langkah preventif seperti ini dianggap penting untuk merespons potensi gangguan distribusi dan penyimpangan di lapangan, termasuk permainan harga oleh oknum tertentu yang memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi.
“Kami tidak ingin ada pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan situasi. Spekulasi harga harus dicegah karena sangat merugikan petani dan konsumen,” kata Hendri.
Dengan hasil yang ditemukan di lapangan, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak perlu melakukan pembelian berlebihan (panic buying). Ketersediaan beras dipastikan tetap terjaga, dengan sistem distribusi yang diawasi secara berkala.