Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar hingga Rabu (18/09/2019) kemarin baru menerima pengembalian tiga formulir bakal calon walikota dan wakil walikota untuk Pilkada serentak tahun 2020. Salah satu diantaranya adalah Andi Harun yang merupakan Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Kaltim
Andi Harun sendiri bukan orang baru dalam dunia politik. Track recordnya tidak pernah gagal maju sebagai anggota legislatif dan itu ada pada Andi Harun dan saat ini dia melangka untuk mencalonkan sebagai Walikota Samarinda pada Pilkada serentak 2020 dan salah satu calon terkuat
“Sebagai kader Gerindra saya siap maju. Proses kaderisasi sudah ada diundang-undang dan ada di Parpol. Itu proses kaderisasi kepemimpinan. Berdasarkan pemilu kemarin, kami sudah memiliki modal,” ungkapnya.
Menurut Andi Harun, semua itu harus beiringan hingga tidak menyebabkan efek ‘ketinggalan kereta’ dalam Pilkada.
“Ketinggalan kereta maksudnya, ketinggalan dalam hal pengusung, hanya tinggal pendukung. Itu harus menjadi tingkat kehati-hatian dalam parpol untuk memberikan rekomendasi,” tuturnya.
Disinggung soal siapa yang akan digandeng menjadi pasangannya antara Rusmadi dan Sri Lestari Nusyirwan, Andi Harun mengaku masih belum memutuskan tapi dua nama tersebut ada diantaranya
“Saya mengatakan keduanya masih dalam bahasa ‘diantara’. Saya tidak berani memutuskan apa pun,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, keputusan siapa yang akan menjadi pasangannya nanti di diskusikan lagi kepada Parpol pengusung.
“Memang sudah ada yang terang-terangan datang untuk menyampaikan maksudnya, ada juga yang mengirim utusan lalu model-model komunikasi politik yang dikembangkan sama,” jelasnya kepada insitekaltim, (18/9/2019)
Andi Harun menyampaikan, ada dua kriteria untuk bisa menjadi pasangannya di Pilwali Samarinda.
“Pertama memiliki visi cara pandang yang sama terhadap pembangunan Samarinda 5 tahun ke depan. Kedua, kita memiliki parameter yang terukur bahwa si calon wakil ikut menambah tingkat elektabilitas keterpilihan paslon nanti,” imbuhnya.
Ia berharap, bagi calon wakil yang akan maju bersama bisa memiliki elektabilitas yang mumpuni.
“Saya misalnya pasangan dengan si ‘A’, tapi hasil survei rendah malah menurunkan elektabilitas. Kita mencari yang satu visi, hasil survei dan hasil riset politiknya seimbang agar bisa memberikan dorongan lebih lagi,” tutupnya.