Insitekaltim, Samarinda – Peristiwa kapal tongkang atau pengangkut batu bara yang menghantam tiang Jembatan Mahakam bukan pertama kali terjadi. Terhitung lebih dari puluhan kali tiang dan fender Jembatan Mahakam ditabrak. Insiden ini berpotensi mencelakakan para pengguna jalan.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mengaku khawatir dengan keselamatan masyarakat Benua Etam. Dirinya tidak ingin Jembatan Mahakam terus mengalami insiden, sehingga berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Keselamatan masyarakat itu lebih penting daripada sekadar urusan ekonomi,” kata Gubernur Rudy saat menerima kunjungan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Samarinda Mursidi di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa 6 Mei 2025.
Rudy menegaskan, peristiwa tabrakan yang terjadi secara berulang-ulang dikhawatirkan akan mengakibatkan kerusakan fatal di kemudian hari. Jika terus-menerus ditabrak oleh kapal pengangkut batu bara, Jembatan Mahakam akan mengalami kemiringan atau bahkan roboh.
“Kalau jembatannya miring lebih berbahaya. Di atas ga bisa dilewati, di bawah kapal ga bisa ngolong (melintas),” ungkapnya.
Diketahui saat ini Jembatan Mahakam sudah tidak memiliki fender untuk melindungi tiang jembatan. Fender Jembatan Mahakam sudah rusak akibat sudah puluhan kali ditabrak kapal tongkang.
“Pada dasarnya, setiap jembatan harus dilengkapi dengan fender. Karena dengan fender maka tiang jembatan akan terlindungi,” imbuh Gubernur Rudy.
Jembatan Mahakam sendiri berusia lebih dari 40 tahun, sebab proses pemancangan sudah dilakukan sejak 1982.
“Kalau tetap mau dilakukan pemanduan, maka gunakan kapal tunda atau asisst tug atau dengan sistem propulsi Z Peller berkekuatan minimal 2.400 horse power,” kata Gubernur.
Bukan hanya di Jembatan Mahakam, sistem keselamatan harus disamakan untuk semua jembatan yang dilintasi Sungai Mahakam. Seperti Jembatan Muara Muntai, Jembatan Mahulu, Jembatan Kertanegara, Jembatan Kembar dan Jembatan Mahkota 2.
Gubernur Rudy juga berencana mengubah RTRW untuk kapal-kapal yang berlabuh. Rudy menegasksn seluruh kegiatan yang berkaitan di wilayah Kaltim harus diatur.
“Di Mahkota 2 itu bisa ratusan kapal melintang mengganggu arus pelayanan. Ini perlu kita atur juga,” tandas Harum.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Samarinda Mursidi mengungkapkan perusahaan kapal yang menabrak fender Jembatan Mahakam mengaku siap mengganti dan memperbaiki fender Jembatan Mahakam.
“Perusahaan kapal yang menabrak fender akan bertanggung jawab,” tegas Mursidi.
Sebagai informasi, insiden yang terjadi pada 28 April 2025 menyebabkan penutupan jembatan selama dua hari. Selama penutupan, Pemerintah Kota Samarinda melakukan pengecekan di malam hari guna memastikan jembatan tetap bisa berfungsi dengan baik. (ADV/Diskominfokaltim)
Editor: Sukri