Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – SMA Negeri 3 Samarinda (SMAGA) adakan sosialisasi bertajuk ‘Gebyar Informasi Studi Lanjut ke Jerman’, Jum’at (13/12/2019).
Acara dihadiri oleh Koordinator Program Partner Schulen dari SMA Negeri 15 Surabaya Tri Harum Nugrowati, Kepala Sekolah SMAGA Dr. Abdul Rozak Fahrudin, Sri Widayati Guru Bahasa Jerman SMAGA, Koordinator Program Partner Schulen Kaltim dra. Sri Widayati, M.Psi,.
Dalam acara tersebut, SMAGA mengundang narasumber dari Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Berlin, Alwien Parahita.
“Sosialisasi ini terjadi karena tidak sengaja, dan dari pertemuan tidak sengaja itu kita menyusun planning untuk membuat acara seperti ini. Tentu perlu ada persiapan yang harus dilakukan jika ingin melanjutkan studi ke Jerman,” ungkap Alwien.
Alwien mengaku, tentunya persiapan yang mereka lakukan harus diketahui oleh orang tua mereka juga.
“Dan pemahamannya bisa sampai secara berimbang. Tidak bikin cerita yang tinggi juga, jadi anak-anak bisa pulang dengan perasaan lega tanpa membebani orangtuanya. Itu tujuan kita menyelenggarakan sosialisasi ini,” katanya.
Tri Harum Nugrowati menyampaikan, program ‘Schulen Partner der zukunft’ memiliki kewajiban untuk mengajarkan bahasa Jerman kepada siswanya.
“Minimal anak-anak harus sampai di level A1,” terangnya.
Lebih lanjut, jika mencapai tingkat yang ditentukan, para murid akan mendapatkan beasiswa ke Jerman secara gratis selama 3 minggu.
“Perginya bisa di musim panas, tapi yang terbaiklah yang akan mengikuti itu. Dan itu free, hingga baju musim dingin juga diberikan, serta uang saku sebesar 75 euro. Jadi anak-anak tidak mengeluarkan biaya apapun,” jelasnya.
Diketahui bahwa SMAGA sudah menjadi partner bersama sejak tahun 2010.
“Gurunya harus qualified, penataran dan lain sebagainya juga harus diikuti oleh para guru. Dan disini, Kepala sekolahnya juga sangat responsif,” sambungnya.
Sri Widayati, yang juga menjabat sebagai Guru Bahasa Jerman SMAGA mengatakan bahwa, minat dari murid SMAGA sendiri untuk tahun ini cukup menurun.
“Harusnya antusiasme siswa yang menjadi sekolah partner tinggi, namun tidak begitu kenyataannya. Mungkin terkendala dari masalah biaya,” tuturnya.
Dengan mengadakan sosialisasi ini, Sri mengatakan dirinya berharap adanya keterlibatan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
“Di SMAGA sendiri, siswa-siswinya yang telah lulus dibekali dengan sertifikat B1. Jadi sebenarnya sudah langsung siap untuk lanjut, mengurus visa kesana juga persyaratannya harus memiliki sertifikat yang daya juangnya cukup sulit,” tambahnya.
Dengan mengundang salah satu perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim untuk hadir, Sri berharap Pemprov berkeinginan untuk kembali membuka beasiswa atau berkontribusi agar anak-anak bisa melanjutkan studi ke Jerman tanpa harus memikirkan biaya.
“Sosialisasi ini adalah salah satu jalan untuk menginformasikan bahwa melanjutkan studi ke Jerman itu mudah. Dan jika Pemprov ingin kembali membuka kesempatan tersebut, akan sangat memudahkan lagi bagi anak-anak kita khususnya di Kaltim, tentunya mewujudkan keinginan siswa-siswi agar bisa meraih kesuksesan yang lebih merupakan momentum berharga bagi kami yang pernah membimbing mereka,” tutupnya.